MAKASSAR – Forum Silaturahmi Penyintas (Forsitas) merupakan bentuk kehadiran negara dalam memberikan perhatian kepada penyintas aksi terorisme. Selain itu, Forsitas bertujuan menjadi wadah silaturahmi untuk membangun rasa tangguh di antara sesama penyintas.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Brigjen Imam Margono, pada kegiatan Forsitas yang digelar di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada 6-7 Maret 2024.
Forum yang digagas oleh BNPT tersebut dihadiri sebanyak 30 orang penyintas aksi terorisme yang berasal dari Poso dan Makassar.
“Kami sebagai negara hadir untuk memberikan perhatian, mengumpulkan penyintas dari berbagai wilayah agar saling mengenal dan memperkuat satu sama lain, sehingga tercipta rasa tangguh terhadap kerentanan akibat menjadi korban terorisme,” ujar Imam dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/3/2024).
Para penyintas diberi pembekalan materi penguatan psikologis oleh Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi). Melalui pembekalan ini, penyintas dapat mengatasi stres dan trauma yang mereka alami serta memberikan dukungan kepada sesama penyintas yang membutuhkan. Solidaritas mereka juga diperkuat melalui kegiatan outbound training.
Forsitas mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Andi Mappatoba, menegaskan forum yang diinisiasi oleh BNPT ini merupakan momentum bagi pemerintah daerah untuk turut serta dalam program pemulihan korban terorisme.
“Forsitas ini menjadi momentum untuk menghasilkan tindak lanjut konstruktif yang dapat dijadikan acuan di provinsi,” ujarnya.