BNPT RI: Generasi Muda Bisa Mengambil Peran Positif Mengisi Kemerdekaan Bangsa

Nasional852 Dilihat

BALIKPAPAN – Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa bersama seluruh masyarakat Indonesia, harus dapat merayakan Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 tahun 2024 dengan riang gembira. Karena hal ini sekaligus sebagai upaya menumbuhkan nasionalisme dan kebangsaan kepada generasi muda dalam mengisi kemerdekaan.

Hal tersebut dikatakan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Mayjen TNI Roedy Widodo, dalam keynote speechnya saat menutup acara Penguatan Kampus Kebangsaan dengan tema “Jaga Kampus Kita” yang digelar hasil kerjasama dengan Forum Koordinasi Penceganan Terorisme (FKPT) Kalimantan Timur (Kaltim) di Ballroom Cheng Ho, Universitas Mulia, Balikpapan, Kaltim, Kamis (15/8/2024).

Roedy mengatakan, generasi muda harus sadar, bahwa bagaimana para pejuang dan pendahulu memperjuangkan, memperoleh, dan merebut kemerdekaan yang tidak mudah, tetapi perlu pengorbanan.

Baca Juga: Jaga Lingkungan Kampus dari Pengaruh Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme

“Ada sesuatu yang perlu dikorbankan, sehingga bagaimana para pendahulu bangsa kita dulu memperoleh kemerdekaan ini tidaklah gratis. Jadi tidaklah sia-sia kita merebut kemerdekaan ini. Oleh karena itu, mari kita rayakan peringatan HUT RI ini dengan suasana gembira,” ujarnya.

Hal yang paling penting, lanjut Roedy, dengan peringatan HUT RI ini adalah bagaimana para generasi muda bisa mengambil peran positif untuk dapat mengisi kemerdekaan bangsa.

“Cara yang bisa dilakukan adik-adik untuk mengisi kemerdekaan tersebut dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki oleh adik-adik mahasiswa melalui bidang keahliannya masing-masing. Mahasiswa harus bisa mengambil peran dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebangsaan,” kata dia.

Ia menilai, generasi muda yang ada di wilayah Kaltim mempunyai potensi luar biasa dalam mengisi kemerdekaan.

Baca Lagi: Penyebaran Radikalisme di Sumsel Menurun, Densus 88: Tak Boleh Mengendurkan Pencegahan, Terutama di Dunia Maya

“Pemuda-pemuda di Kalimantan Timur ini mempunyai potensi yang sangat luar biasa, sehingga saya yakin mereka bisa melakukan penangkalan dari dini, penanggalan dari awal untuk berkolaborasi untuk membentuk dan memperkuat national resilience,” katanya.

Terkait program kampus Kebangsaan, dalam mencegah intoleransi maupun penyebaran radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus, menurut Roedy, hal tersebut sebagai upaya BNPT RI dalam menjalankan salah satu programnya yang telah dicanangkan Kepala BNPT RI, Komjen Pol Mohammad Rycko Amelza Dahniel.

“Sebagai output dalam rangka meningkatkan public resiliance, national resilience, dan akhirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, memiliki daya tahan. Kondisi juang yang dinamis, daya tangkal, bisa melakukan perlawanan secara dini dan melakukan penanggulangan secara dini terhadap intoleransi, radikalisme dan terorisme,” jelasnya.

Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan sejak dini, karena proses pencegahan memang harus dilakukan dari awal, sehingga tercipta suatu individu resilience. Dimana masing-masing individu akan sadar, bahwa bahaya paham radikal terorisme menjadi upaya yang perlu ditangkal sejauh mungkin agar tidak terpapar kemana-mana.

“Proses Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam hal ini BNPT mewakili pemerintah dengan menggandeng Kementerian lembaga lainnya, melakukan proses-proses ataupun pencegahan dari awal dengan melakukan pendekatan-pendekatan soft approach maupun hard approach,” ujar dia.

Dirinya membantah kalau penguatan Kampus Kebangsaan dengan menghadirkan beberapa narasumber yang salah satunya mantan anggota jaringan terorisme Jamaah Islamiyah (JI), Mohamad Nasir Abbas yang diselenggarakan di Kalimantan Timur, berkaitan dengan pembentukan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kaltim.

 

Program Kampus Kebangsaan Sudah Dimulai dari Aceh hingga Papua

Menurutnya, program penguatan kampus Kebangsaan sudah dilakukan dibeberapa daerah di seluruh Indonesia. Bahkan pihaknya sudah banyak melakukan gelaran kampus kebangsaan, mulai dari Aceh sampai dengan Papua.

“Juga ada program prioritas lainnya seperti Sekolah Damai untuk kalangan anak anak sekolah yang saat ini masih menyasar ke anak SMA,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Prof Muhammad Ahsin Rifa’i, menyambut baik sosialisasi kampus kebangsaan.

Baca Lagi: Kapolda Metro Jaya: Kejahatan Terorisme Jadi Perhatian Serius Jelang Pilkada Serentak

Menurutnya hal tersebut sangat bermanfaat bagi pihaknya, dalam rangka program pemerintah untuk menghasilkan kampus yang terbebas dari intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

“Dari beberapa hasil riset dan data BNPT, ternyata kampus ini merupakan salah satu yang potensial terpapar dari paham radikal terorisme, ataupun paham intoleransi,” ujarnya.

Menurut dia, dengan dihadirkannya Mohamad Nasir Abbas selaku pelaku atau mantan pelaku tetorisme yang sudah sadar, membuat hal tersebut sangat bermanfaat buat para mahasiswa, agar memahami bagaimana langkah-langkah mahasiswa dapat terpapar paham radikalisme terorisme

“Jadi inilah yang bisa kami jadikan pelajaran ke depan, terutama kami juga akan mencoba menyusun kurikulum, yang nantinya akan lebih banyak meningkatkan pemahaman karakter dan nilai-nilai kebangsaan,” katanya mengakhiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 komentar