BOGOR – Subkoordinator Penelitian dan Evaluasi dari Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT) RI, Teuku Fauzansyah, mengatakan angka indeks potensi radikalisme (IPR) Kalimantan Selatan (Kalsel) membaik dari sebelumnya 10,4 turun menjadi 10,2.
“Penurunan IPR termasuk juga terkendalinya indeks risiko terorisme (IRT) di Kalsel ini sudah cukup bagus dibandingkan dengan sejumlah provinsi lain yang masih tinggi,” ujarnya saat menerima kunjungan kerja Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalsel dan Kesbangpol Kalsel di kantor BNPT di Bogor, Senin (20/11/2023).
Teuku berharap, potensi IPR dan IRT di Kalsel terus mengalami penurunan hingga di bawah rata-rata nasional yang saat ini sebesar 10.0.
Menurut Fauzansyah, peran besar FKPT yang menjadi kepanjangan tangan BNPT di daerah sangatlah menentukan dalam memasifkan upaya pencegahan.
“Kami yakin dan optimis FKPT Kalsel mampu melakukannya karena selama ini telah banyak berinovasi dalam upaya pencegahan dengan segala inovasinya,” katanya.
Fauzansyah mengapresiasi kehadiran FKPT Kalsel selama ini didukung penuh Kesbangpol yang dinilainya aktif berkegiatan.
Termasuk kunjungan kerja ke kantor BNPT, baru dua daerah yang melakukannya, pertama FKPT Jepara dan FKPT Kalsel.
Sementara Ketua FKPT Kalsel, Aliansyah Mahadi, mengatakan kunjungan kerja ke BNPT untuk menggali informasi terkait pembentukan FKPT di kabupaten atau kota.
Diketahui saat ini Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar sudah siap membentuk FKPT dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di daerah agar lebih intensif.