BNPT RI ‘Kerahkan’ FKPT dan Duta Damai Ciptakan Pesta Demokrasi yang Aman dan Damai

Nasional740 Dilihat

MEDAN – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah tinggal menghitung hari. Bangsa Indonesia tengah bersiap menghadapi pesta demokrasi lima tahunan yang memilih para pemimpin bangsa.

Menyongsong Pemilu 2024 yang digelar 14 Februari mendatang, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI berkomitmen turut serta menciptakan pelaksanaan pesta demokrasi yang aman dan damai. 

Untuk itu, Kepala BNPT RI, Komjen Pol Mohammed Rycko Amelza Dahniel, menghimbau Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan Duta Damai Sumatera Utara (Sumut) agar selalu menjaga persatuan.

“Tugas kita adalah menjaga persatuan jangan sampai ada disintegrasi,” ujarnya dalam Kegiatan Audiensi Kepala BNPT RI bersama FKPT dan Duta Damai Sumut di Hotel JW Marriot Medan, Rabu (24/1/2024).

Rycko berpesan, agar pilihan yang berbeda tidak menjadi alasan untuk terpecah apalagi menjadi dasar untuk menggunakan kekerasan.

“Silahkan pilihan berbeda, tapi tetap jaga kedamaian hindari kekerasan,” katanya.

Ia menjelaskan, dalam menghadapi pemilu yang bisa berefek polarisasi kepada masyarakat, peran BNPT, FKPT, dan Duta Damai adalah menjaga perdamaian dan persatuan dan melawan segala bentuk yang menjurus perpecahan dan menghancurkan.

“Dalam berbangsa dan bernegara kita harus terus menebarkan perdamaian kepada anak bangsa dengan membangun toleransi dan menghormati juga memahami ideologi kebangsaan Indonesia yaitu Pancasila,” kata dia.

Rycko mengatakan, bahwa saat ini terjadi satu penomena ada sekelompok orang atau paham yang  tidak bisa menerima perbedaan, kemudian merasa paling benar, orang lain salah bahkan darahnya halal untuk dibunuh orang ini tidak bisa menerima perbedaan dan selalu menyalahkan.

Padahal menurut dia, Indonesia merupakan negeri kebangsaan yang dibangun berdasarkan perbedaan, sehingga seluruh anak bangsa bisa duduk bersama dalam damai. Semua itu dibangun berdasarkan perbedaan yang kemudian menyatukan ditengah perbedaan.

“Persatuan dan kesatuan adalah konsep untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada sehingga benar-benar menjadi rahmat bagi semua,” ujar dia.

Saat ini, lanjut Kepala BNPT, fenomena ajaran intoleransi dan radikalisme ini disampaikan begitu menyakinlan dengan dalil keagamaan dengan jubah keagamaan sebagai justifikasi pembenarnya, sehingga nampak menyakinkan inilah yang disebut sebagai radikalisme yang merasa paling benar dan orang lain salah, padahal tidak ada satupun agama yang mengajarkan kekerasan semua agama mengajarkan perdamaian dan memanusiakan manusia. 

Disamping itu, kata Rycko, tahun 2023 patut disyukuri tidak ada  kejadian teror, hal tersebut dikarenakan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. 

Namun pada saat ini terjadi proses radikalisasi yang mengajarkan perbedaan, yang dimulai disebarkan melalui online dan kemudian menyentuh generasi muda. Inilah yang patut untuk diwaspadai. 

“Kalau kita tidak menjaga anak-anak terhadap intoleransi maka akan terkadi kehancuran dan selesai peradaban,” kata Rycko.

Dalam kesempatan itu, Ketua FKPT Sumut, Ishaq Ibrahim, mengungkapkan sejatinya telah melakukan berbagai langkah nyata untuk menciptakan pemilu yang damai di Sumatera Utara.

“Kita sudah melakukan upaya untuk menciptakan pemilu damai. FKPT selalu memberi pencerahan kepada masyarakat melalui khutbah Jumat, melalui pengajian, remaja masjid hingga karang taruna. Kita berupaya sedini mungkin membendung munculnya ideologi kekerasan,” jelasnya.

Sementara itu, Duta Damai Sumut memulai langkah pemilu damai dari media sosial. “Kami berkampanya di media sosial dengan tagline “beda pilihan bukan menjadi halangan” , tetap kami berusaha bagaimana menciptakan Pemilu damai,” ucap Koordinator Duta Damai Sumut Dewi Sartika.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *