SURAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI mengajak para mitra deradikalisasi atau eks narapidana terorisme (napiter) di Solo Raya untuk memperkuat komitmen, demi keberhasilan program deradikalisasi. Sebab, Solo Raya adalah barometer program deradikalisasi di Indonesia.
Hal itu dikatakan Kasubdit Bina Masyarakat, Direktorat Deradikalisasi BNPT RI, Kolonel Pas Sujatmiko, pada Rapat Pleno Yayasan Gema Salam, sebuah yayasan bentukan Mitra Deradikalisasi yang berpusat di Solo Raya, Kamis (20/7/2023).
“Solo Raya menjadi barometer pelaksanaan program deradikalisasi bagi wilayah lainnya. Dengan demikian diharapkan para mitra deradikalsasi mempunyai komitmen yang sama untuk mencapai tujuan bersama dari Yayasan Gema Salam” ujarnya.
“Adapun terkait mekanisme organisasi yayasan yang menjadi agenda dalam rapat pleno tentunya mengikuti aturan yang berlaku” tambahnya.
Keberadaan negara dalam hal ini BNPT, Polri, dan segenap aparat wilayah beserta pemerintah daerah terkait saling bekerja sama dengan mitra deradikalisasi dalam rangka pencegahan terorisme.
Ia menambahkan, negara berperan mendampingi dan mendorong yayasan-yayasan mitra deradikalisasi.
Dengan demikian, diharapkan agar stakeholder terkait agar saling mengenal, mengetahui, mendukung, dan memonitor jalannya organisasi Yayasan Gema Salam.
BNPT RI, kata Sujatmiko, menghormati kiprah yang sudah dilakukan oleh kepengurusan Yayasan Gema Salam pada periode 2018-2023.
Untuk itu, ia berharap Yayasan Gema Salam bisa menjadi contoh yang baik bagi yayasan-yayasan mitra deradikalisasi lainnya di Indonesia.
“Saling menjunjung silaturahmi, kemaslahatan, dan kebersamaan. Betul-betul kita fokus pada memperbaiki dan mengevaluasi dari apa yang sudah dilaksanakan dengan prinsip saling menghormati dan saling menghargai,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, eks Walikota Surakarta, FX. Hadi Rudyatmo, selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Gema Salam menjelaskan kilas balik pendirian Yayasan Gema Salam.
Ia mengingatkan kembali mengenai tugas fungsi tiga organ inti yayasan antara lain pembina, pengawas, dan pengurus sudah diatur dalam undang-undang.
“Yang sudah berlalu biarlah berlalu, sekarang kita membuka lembaran baru dengan kepengurusan baru. Kita tidak hidup di yayasan, tetapi bagaimana kita bisa menghidupi yayasan ini (Gema Salam) untuk Indonesia” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Gema Salam terpilih, Muhammad Jamaluddin, berharap ayasan Gema Salam terus didampingi, agar semakin lebih baik dan menjadi wadah amal jariyah.
“Berkaitan dengan soal pemberdayaan, untuk kedepannya bagaimana kalau seluruh anggota Yayasan Gema Salam berdaya mengisi kemerdekaan cita-cita para pendiri bangsa, yaitu meraih kesejahteraan bersama tanpa pilih kasih. Mudah-mudahan aktivitas yang akan dilaksanakan nanti mencapai cita-cita pendiri bangsa dan menjadi amal jariyah,” katanya.
“Ketika kita bersama-sama, saling mengingatkan, saling bekerja sama, insha Allah tidak ada yang berat apabila diangkat bersama, dan tidak ada yang ringan apabila dipikul sendiri,” lanjutnya.
Adapun daftar kepengurusan baru antara lain:
- Ketua Dewan Pengawas: Drs. Tamso, M.M.,
- Ketua Dewan Pembina: FX. Hadi Rudyatmo, dan
- Ketua Umum: Muh. Jamaluddin, S.Pd., M.Pd.