PALU – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tengah melaksanakan survei indeks risiko terorisme (IRT) dan indeks potensi radikal (IPR) tahun 2022 di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Penelitian Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tengah, Irfan Mufti, di Palu, Senin (15/8).
Irfan mengatakan, riset mengenai IRT dan IPR merupakan program tahunan BNPT melalui FKPT, untuk mengetahui kondisi lapangan terkait dengan potensi radikal dan terorisme.
“Hasil riset akan menjadi rujukan untuk melaksanakan program-program pencegahan dan deradikalisasi,” ujarnya.
Baca Lagi: Wakapolri: Lima Tahun Terakhir, Kampus Jadi Incaran Kelompok Radikal Terorisme
BNPT dan FKPT telah menetapkan daerah-daerah di Sulteng yang menjadi sasaran riset meliputi Banggai, Morowali, Morowali Utara, Poso, Donggala, dan Kota Palu.
“BNPT dan FKPT membentuk tim enumerator atau tim lapangan yang akan bertugas melaksanakan penelitian,” kata dia.
Ia menambahkan, tim lapangan sebelum bertugas melaksanakan riset terlebih dahulu diberi penguatan terkait dengan muatan-muatan riset.
Sebelumnya, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Kolonel Czi Rahmad Suhendro, menjelaskan tahun 2022 pihaknya melibatkan FKPT di 34 provinsi se-Indonesia melaksanakan survei di 227 kabupaten/kota.
Survei tersebut dilakukan guna memperoleh gambaran mengenai indeks risiko terorisme tahun 2022. Dimana survei IRT terbagi menjadi dua dimensi yaitu dilihat dari dimensi supply pelaku.
“Hal ini berkaitan dengan seberapa besar munculnya pelaku teror di suatu daerah,” katanya.
Dilihat dari dimensi target yaitu seberapa besar suatu daerah berpotensi menjadi target atau sasaran aksi teror.
Saat ini, BNPT dan FKPT Sulteng telah melaksanakan beberapa tahapan kegiatan meliputi penyusunan instrumen pengukuran, penentuan sampel lokasi terpilih, penentuan enumerator hingga penyusunan kuesioner.
3 komentar