WASHINGTON – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui potensi penjualan dua helikopter berbeda ke Filipina, sebelum keputusan akhir negara itu tentang sistem yang akan dibeli.
Dirilis Defense News, Jumat (1/4/2020) Filipina diizinkan untuk membeli sebanyak enam helikopter serang AH-1Z Viper dan alutsista terkait, yang diproduksi oleh Bell, dengan perkiraan harga 450 juta dolar Amerika atau setara Rp6,8 triliun.
Namun ada opsi yang jauh lebih mahal, untuk enam helikopter serang Apache AH-64E buatan Boeing dengan perkiraan biaya sebanyak 1,5 miliar dolar Amerika.
“Filipina sedang mempertimbangkan AH-1Z atau AH-64E untuk memodernisasi kemampuan helikopter serangnya,” postingan situs web Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Pentagon.
“Penjualan yang diusulkan akan membantu Filipina dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan negara, kontraterorisme, dan infrastruktur kritis yang kuat,” lanjutnya.
Hal tersebut tulis Defense, bukanlah keputusan akhir harga. Akan tetapi setelah dinyatakan Kongres dan penjualan memasuki negosiasi, jumlah dan biaya dapat berubah. Dalam hal ini, pilihan platform buatan Amerika tidak dijamin, sebab Manilla juga mempertimbangkan T129 ATAK buatan Turki.
Meski demikian, Departemen Luar Negeri AS kerap menyetujui penjualan sistem ke negara-negara asing, sehingga mitra asing tersebut memilih senjata buatan Amerika, dengan proses yang lebih cepat.
apabila Filipina memilih paket AH-1Z, itu akan datang dengan 14 mesin General Electric T700-401C, tujuh Honeywell Embedded Global Positioning System / Navigasi Inersia dengan Layanan Positioning Tepat, enam rudal AGM-114 Hellfire II, dan 26 Advanced Precision Kill Weapon Putaran sistem all-up, di antara peralatan lainnya.
Sementara bila memilih paket AH-64E, akan datang dengan 18 mesin General Electric T700-701D, 15 Honeywell Embedded Global Positioning System / Navigasi Inersia dengan Layanan Positioning Tepat, 200 AGM-114 Hellfire missiles, 300 Advanced Precision Kill Weapon System kit, dan 200 FIM-92H Rudal Stinger, antara lain perlengkapan, peralatan, bantuan teknis pemerintah dan kontraktor AS, layanan dukungan teknis dan logistik, dan elemen-elemen pendukung logistik terkait lainnya.