Cegah Intoleransi dan Radikalisme, Mabes Polri Bekali Santri di Maluku dengan Wawasan Kebangsaan

Kabar Mabes, Nasional787 Dilihat

AMBON – Untuk mencegah masuknya pengaruh intoleransi, radikalisme, dan terorisme, Markas Besar (Mabes) Polri membekali para santri/santriwati di Yayasan Pendidikan Nurul Ikhlas Maluku. Mereka diberikan pengetahuan mengenai wawasan kebangsaan.

Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Mabes Polri, Kombes Pol Kamal Bahtiar, mengatakan sosialisasi wawasan kebangsaan yang digelar ini bertujuan untuk membentengi diri generasi muda dari pengaruh intoleransi, pradikalisme dan terorisme. 

“Hal ini dilakukan agar terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif khususnya di Provinsi Maluku,” ujarnya di aula Yayasan Pendidikan Nurul Ikhlas, kawasan Air Besar Ahuru, Desa Batu Merah, Kota Ambon, Maluku, Senin (18/12/2023).

Dalam sosialisasi, sejumlah materi mengenai permasalahan kamtibmas disampaikan guna menjadi bekal pengetahuan agar para santri/santriwati, termasuk para guru dapat membentengi diri dari persoalan intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Termasuk dalam menjaga situasi kamtibmas yang aman dan kondusif di lingkungannya.

“Kami berharap dengan sosialisasi ini diharapkan generasi muda, tidak masuk dalam kelompok-kelompok atau jaringan intoleransi, radikalisme, maupun terorisme,” kata dia.

Upaya pencegahan dari paham-paham radikal, kata Kombes Kamal, akan terus dilaksanakan. Sebab, banyak generasi muda yang terpapar dengan kelompok-kelompok radikalisme baik lewat medsos dan buku-buku kajian dari kelompok radikal.

“Sosialiasi ini agar adik-adik kita bisa paham, dan tidak mudah untuk direkrut oleh kelompok-kelompok radikal,” katanya.

Sementara, Kepala Sekolah MTs Nurul Ikhlas, Rahmawati Syauta, yang mewakili Ketua Yayasan Pendidikan Nurul Ikhlas dalam sambutannya menyambut baik kegiatan sosialisasi tersebut.

“Kami menyampaikan terima kasih pihak Mabes (Polri) mau bekerjasama dengan kami untuk memberikan pengetahuan atau sosialisasi terkait wawasan kebangsaan,” kata Rahmawati.

Menurutnya, dalam proses pembelajaran, Yayasan Pendidikan Nurul Ikhlas tetap mengedepankan kurikulum berkelanjutan, yaitu K13 dan Merdeka.

“Dan kami melihat wawasan kebangsaan ini juga penting diterapkan di Yayasan Pendidikan Panti Asuhan. Dan kami berharap kami tetap berlandaskan ideologi Pancasila dan NKRI. Kami juga mohon dukungannya untuk bisa mencerdaskan anak bangsa,” ujar dia.

Kegiatan tersebut kemudian ditutup dengan deklarasi Yayasan Nurul Ikhlas Maluku menolak dengan keras paham intoleransi, radikalisme dan terorisme.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *