JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan upaya pencegahan radikal terorisme, terutama di kalangan generasi muda, yang sangat rentan terhadap paparan kelompok tersebut.
Karena itu, baru-baru ini BNPT mengandung Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman terkait Program Pendidikan/Pelatihan Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme Serta Radikalisme.
Dalam penandatanganan MoU tersebut tampak terlihat Sekretaris Utama BNPT, Mayor Jenderal (TNI) Dedi Sambowo; Deputi I BNPT, Mayor Jenderal (TNI) Nisan Setiadi; Kepala Bagian Hukum & Humas BNPT, Kombes (Pol) Astuti Idris; dan sejumlah pejabat utama lainnya.
Sementara KNPI tampak hadir, Ketua Umum KNPI, M Ryano Panjaitan; Sekretaris Jenderal, Almanzo Bonara; Ketua Bidang Penanggulangan Terorisme dan Radikalisme, Muhamad Adnan Rara Sina, dan sejumlah fungsionaris DPP KNPI lainnya.
Baca Lagi: Perlu Reformasi SOP Alutsista TNI
Sestama BNPT, Mayor Jenderal (TNI) Dedi Sambowo, menjelaskan tugas pokok BNPT sesuai amanat UU Nomor 5 Tahun 2018. Dimana terorisme merupakan kejahatan serius yang tidak hanya dapat mengancam keamanan nasional namun juga mengancam eksistensi suatu negara.
Olehnya itu, upaya penanggulangan tindak pidana terorisme, BNPT sebagai stakeholder utama penanggulangan terorisme di Indonesia tidak bisa berjalan sendiri.
Perlu unsur lain terlibat, termasuk pemuda sebagai generasi penerus, dalam hal ini KNPI sebagai wadah berhimpun organisasi kepemudaan di Indonesia.
“KNPI memiliki pengurus sampai pada tingkat kecamatan. Ini potensi luar biasa yang nantinya bisa sinergi dengan jajaran BNPT di tiap tingkatan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (9/9).
KNPI Klaim Sudah Mulai Lakukan Kegiatan Cegah Radikal Terorisme
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum DPP KNPI, M Ryano Panjaitan, mengatakan pihaknya saat ini akan lebih fokus pada penguatan sumber daya ekonomi dan kemandirian pemuda. Hal tersebut dilakukan dalam rangka memberikan solusi bagi bangsa Indonesia.
Mengusung visi activistpreneur, KNPI bermaksud menggabungkan aktivisme yang berbasis moral, intelektualitas, advokasi dan jaringan serta kekuatan kewirausahaan yang berbasis pada kemandirian, kreativitas, inovasi dan tujuan.
“Nah kerja sama berbentuk pendidikan/pelatihan dengan BNPT ini juga sebagai bagian dari mencapai tujuan itu, bagi generasi muda,” kata dia.
Ia mengklaim, KNPI telah memulai kegiatan dengan menggelar acara seminar nasional, kerja sama dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Syarif Hidayatullah serta BNPT.
Ke depan bersama BNPT, KNPI juga akan mengajak siswa, mahasiswa dan pemuda diberbagai tingkatan sebagai bagian dari deteksi dini isu radikalisme, intoleransi, terorisme, moderasi beragama, dan lain-lain.
Ketua Bidang Penanggulangan Terorisme dan Radikalisme DPP KNPI, Muhammad Adnan Rara Sina, menambahkan, penandatanganan MoU, antara DPP KNPI dan BNPT, fokus pada penguatan pendidikan dan pelatihan generasi muda.
“Rencananya digelar diseluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah dengan potensi berkembangnya radikalisme, intoleransi, terutama menjelang tahun politik 2024,” katanya.
Menurutnya, Generasi muda harus sejak awal diberi informasi yang berimbang soal potensi radikalisme di tengah digitalisasi informasi media sosial.
“Pemuda harus berdaya secara ekonomi sehingga tak mudah diimingi-imingi pihak tak bertanggungjawab,” kata dia.
“Ini tugas kita semua, dengan visi activistpreneur, yang disebut Ketum Ryano tadi akan ikut berperan membantu pemerintah dengan aksi nyata. Terkait teknis kerja sama KNPI dan BNPT, nantinya akan kami bahas lebih lanjut dengan unit teknis setelah MoU, dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS),” tambahnya.
1 komentar