TARAKAN – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memang belum pernah terjadi peristiwa tindakan radikalisme dan intoleransi, namun tidak menutup kemungkinan masuk ke wilayah Kaltara. Apalagi, wilayah Kaltara berbatasan langsung dengan negara Malaysia dan masyarakat yang majemuk.
Hal tersebut dikatakan Kapolda Kalimantan Utara, Irjen Pol Daniel Adityajaya, saat membuat kegiatan penanggulangan dan pencegahan radikalisme dan intoleransi di lingkungan Polda Kaltara di Mapolda Kaltara, Tanjung Selor, Bulungan, Selasa (24/10/2023).
“Tidak menutup kemungkinan akan masuk ke wilayah Kaltara untuk melakukan penyebaran ajaran radikalisme atau melakukan perbuatan-perbuatan yang mengganggu toleransi umat beragama di wilayah Kaltara yang sudah kondusif,” ujarnya dikutip dari Antara, Rabu (25/10/2023).
Oleh karenanya, lanjut Daniel, sebagai personel Polri yang mempunyai tugas penegak hukum dan pemelihara kamtibmas sudah sepatutnya, khususnya personel Polda Kaltara untuk tahu dan mengerti perkembangan situasi terkait radikalisme dan intoleransi.
“Hal tersebut agar jangan sampai sebagai personel Polri justru terpapar paham radikalisme dan intoleransi,” katanya.
Ia menambahkan, juga perlunya dilakukan upaya-upaya yang secara internal kepada personel, dengan melakukan pembinaan kepada personel Polda Kaltara terkait penanggulangan radikalisme dan intoleransi.
Daniel berharap, personel Polda Kaltara dapat memahami apa yang disampaikan para narasumber, dan yang terlebih penting lagi dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat, diri sendiri dan keluarga.
“Selanjutnya, kegiatan ini dapat diaplikasikan di tempat penugasan masing-masing, dengan harapan semoga apa yang akan disampaikan nara sumber dapat memberikan wawasan dan pengetahuan para peserta,” kata dia.