TEHERAN – Tiga Negara yakni Iran, Cina, dan Rusia memulai latihan gabungan angkatan laut di Samudera Hindia dan Teluk Oman yang dimulai sejak Jumat (27/12/2019). Rencananya latihan itu selama empat hari kedepan.
Komandan Armada Iran, Laksamana Muda Gholamreza Tahani, seperti ditulis CNA, Sabtu (28/12/2019), menyebut latihan tersebut dilakukan saat ketegangan meningkat, sejak Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran pada Mei 2018.
“Pesan dari latihan ini adalah perdamaian, persahabatan, dan keamanan abadi melalui kerja sama dan persatuan … dan efeknya akan menunjukkan bahwa Iran tidak dapat diisolasi,” ujarnya.
Ada sejumlah materi latihan, kata Tahani, di antaranya menyelamatkan kapal dari serangan bajak laut dan latihan menembak. Nantinya, Cina akan bergabung begitu juga Rusia.
“Tiga negara segitiga kekuatan baru di laut,” katanya.
Ia menegaskan, latihan tersebut juga bertujuan meningkatkan keamanan perdagangan maritim internasional, memerangi pembajakan dan terorisme, serta berbagi informasi.
“Kami menjadi tuan rumah. Hubungan kami telah mencapai titik yang bermakna dan mungkin memiliki dampak internasional,” kata dia.
Sebelumnya, Amerika Serikat menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan Iran setelah berhenti dari perjanjian nuklir tahun lalu. Hal itu mendorong Teheran untuk membalas dengan menjatuhkan komitmen nuklir.
Pada bulan Juni, Presiden AS, Donald Trump mengizinkan serangan militer setelah Iran menembak jatuh pesawat tak berawak AS. Krisis semakin dalam dengan serangan 14 September terhadap pabrik vital Arab Saudi, pabrik pemrosesan Abqaiq, dan ladang minyak Khurais di Aramco, sehingga mengurangi separuh produksi minyak mentah Arab Saudi.
Pemberontak Huthi Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, namun Amerika menuduh Teheran yang melakukan, meski tuduhan tersebut dibantah keras. Selain itu, juga membantah berada di balik serangkaian serangan misterius terhadap kapal tanker minyak di perairan Teluk.