JAYAPURA – Deklarasikan Ketua United Liberation Movement West Papua (ULMWP), Benny Wenda sebagai Presiden West Papua, setelah mengumumkan kemerdekaan Papua beberapa waktu lalu, dinilai hanya mencari perhatian publik atau cari panggung.
Demikian dikatakan Ketua Presedium Putra-Putri Pejuang Pepera (P5), Yanto Eluay, di Jayapura, Jumat (4/12/2020).
“Sehubungan dengan apa yang dilakukan Benny Wenda, kami menolak dan menilai itu suatu hal dalam mencari panggung karena dia mulai dianggap gagal,” ujarnya.
“Jadi hal itu semacam pola yang dilakukan untuk mendapatkan perhatian mencari simpatisan Papua merdeka,” Yanto menambahkan.
Ia menegaskan, Papua telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Indonesia, sehingga keputusan Pepera adalah sesuatu yang final dan tidak bisa di utak-atik oleh siapapun, termasuk Benny Wenda.
“Saya selaku Ketua Umum P5 mau menegaskan bahwa sikap kami tetap berpegang pada putusan Pepera. Kami akan menjaga dan mengawal keputusan Pepera 1969, karena Papua sudah sah menjadi bagian dari NKRI,” kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya dengan tegas menolak pernyataan Benny Wenda yang menyatakan diri sebagai Presiden Papua Barat.
“Sekali lagi saya pertegas bahwa Papua sudah Final berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa hasil Dewan Musyawarah Penentuan Pendapat yang diikuti Rakyat Perwakilan Papua Barat sebanyak seribu orang sudah final, saat itu tokoh-tokoh yang terlibat dalam dewan musyawarah sudah mewakili seluruh masyarakat Irian Barat/Papua barat,” ujar dia.
Apapun yang dilakukan kelompok yang bersebrangan dengan NKRI, kata Yanto, pihaknya siap mengawal keputusan yang sudah dilakukan para tokoh saat itu.
“Apa yang dilakukan Beny Wenda hanya untuk mencari perhatian publik. Sebab perjuangan Benny Wenda sudah redup atau tidak mendapatkan simpati,” katanya.
“Saya minta jangan berbicara Papua dari luar (negeri), hari ini kamu bilang orang Papua sudah memiliki pemerintahan? Jangan memproklamirkan sesuatu yang tidak mendasar,” kata Yanto.
Karena itu, ia mengajak masyarakat Papua untuk tidak terprovokasi atas pernyataan dari pihak yang ingin memecah belah Papua.