JAKARTA – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri tidak menemukan peningkatan eskalasi ancaman terorisme menjelang kedatangan Timnas Israel ke Indonesia dalam rangka Piala Dunia U-20.
Demikian diungkapkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar, di Jakarta, Sabtu (8/4/2023).
Walau begitu, sejumlah pihak, termasuk PDIP dan Gubernur Bali, I Wayan Koster menolak kedatangan Timnas Israel karena dikhawatirkan terjadi aksi teror. Penolakan tersebut mengakibatkan Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Intinya Densus sampai saat ini belum lihat ada perubahan eskalasi. Artinya ancaman ataupun tindakan yang mengarah kepada aksi teror itu belum terpantau oleh kita, kita monitor terus,” ujarnya.
Hanya saja, Aswin tidak bisa memastikan apakah aksi teror 100 persen tidak terjadi imbas kedatangan Israel ke Indonesia. Sebab, teroris selalu menyembunyikan rencana aksinya.
“Tapi sepanjang yang bisa kita monitor dan kita pantau itu, sampai dengan saat ini tidak ada perubahan atau peningkatan eskalasi ancaman berupa serangan teror itu,” kata dia.
Menurut dia, Densus 88 selalu mengikuti kebijakan pemerintah, yakni mereka harus menjamin keamanan dari pelaksanaan event-event internasional.
Oleh karena itu, kata Aswin, Densus 88 pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan kegiatan-kegiatan berupa preemtif atau preventif supaya aksi terorisme tidak terjadi.
“Kita kan sistem kerjanya 24 jam sehari. Enggak ada kosong untuk memonitor. Dan kita meyakinkan juga bahwa jaminan keamanan itu bisa kita lakukan harusnya,” katanya.
Maka dari itu, Aswin memastikan keamanan Piala Dunia U-20 2023 seandainya jadi dilaksanakan di Indonesia. Apalagi, dalam hal ini, pemerintah juga sudah menjamin keamanan di Indonesia.
“Karena kan pemerintah sudah jamin. Kami kan anggota atau anak buahnya. Pasti kami akan lakukan yang terbaik untuk menjamin keamanan itu,” ujar dia.