TEMANGGUNG – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan penangkapan 17 tersangka teroris di wilayah Aceh dan Riau oleh Detasemen Khusus (Densus) 88, tak lepas dari sel jaringan teroris sebelumnya. Bahkan saat ini ada entitas-entitas baru yang terdeteksi membahayakan.
“Itu masih dilakukan pemeriksaan oleh pihak penyidik di kepolisian. Yang hasil dari pemeriksaan nanti pasti akan diumumkan,” ujarnya di sela-sela peresmian Kawasan Terpadu Nusantara di Desa Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Rabu (27/7).
Menurut Boy, para terduga teroris yang ditangkap, tidak lepas dari sel-sel jaringan teroris yang sudah ada. Apakah Jamaah Islamiyah atau Jamaah Anshorut Daulah.
“Ada entitas-entitas baru yang terdeteksi yang mengarah membahayakan,” kata dia.
Baca Lagi: BNPT: Perempuan Garda Terdepan Cegah Radikalisme dan Terorisme
“Mulai merencanakan pelatihan-pelatihan, itu sudah mengarah. Jadi baru saat merencanakan pelatihan saja sudah bagian dari proses unsur yang termuat dalam kejahatan tindak pidana terorisme,” tambahnay.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap 17 tersangka teroris di wilayah Aceh hingga Riau, yang 10 di antaranya merupakan jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan tujuh merupakan jaringan Jamaah Anshorut Daulah (JAD).
Dari 17 tersangka itu, 13 terduga teroris ditangkap di Aceh, tiga ditangkap ditangkap di Sumatera Utara, dan seorang lagi ditangkap di Riau.
1 komentar