KARANGANYAR – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus berupaya membangun toleransi antarumat beragama dan mencegah radikalisasi di Indonesia. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah melalui Dialog Kebangsaan yang berlangsung di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (11/12/2024).
Kegiatan yang menghadirkan para pemuka agama dari enam agama di Indonesia dan penghayat kepercayaan ini adalah perwujudan Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Kepala BNPT, Komjen Pol. Eddy Hartono, mengungkapkan pentingnya menjaga persatuan dan toleransi antar masyarakat sebagai strategi utama dalam menghadapi paham radikal serta aksi terorisme.
Baca Juga: Meningkatkan Kerjasama Internasional: Komitmen BNPT dalam Penanggulangan Terorisme
Ia menekankan, kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen negara dalam memelihara kerukunan, selaras dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo yang mengedepankan penguatan ideologi dan demokrasi.
“Ini menunjukkan komitmen negara untuk hadir dalam memelihara toleransi, yang mana sesuai dengan Asta Cita Bapak Presiden,” tegas Eddy.
Ia juga menekankan pentingnya melestarikan kearifan lokal, yang berperan besar dalam memperkuat kehidupan beragama dan menciptakan suasana harmonis di masyarakat.
Kearifan lokal tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga merupakan bagian penting dari ideologi Pancasila yang menjadi rujukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal ini diungkapkan dalam konteks menjaga nilai-nilai budaya Indonesia agar tetap relevan dan berfungsi sebagai sumber hukum dalam interaksi sosial.
DPR RI Siap Dukung BNPT
Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Sugiat Santoso, turut memberikan dukungan terhadap inisiatif BNPT. Menurut dia, kegiatan ini dinilai merupakan perwujudan semangat Asta Cita yang sejak awal dicanangkan Presiden Prabowo Subianto saat diberikan amanah oleh rakyat Indonesia.
“Saya pikir sebagai wakil rakyat, kita siap mendukung dan membantu secara konkrit bagaimana BNPT bisa menggelar kegiatan seperti ini bukan hanya di sini saja, tapi di seluruh Indonesia atau bahkan sampai ke pelosok desa,” kata Sugiat.
Kegiatan yang melibatkan lintas agama seperti dialog kebangsaan menurut Sugiat sangat penting. Pasalnya, Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan golongan, kalau tidak terus dibangun ikatan toleransi, persaudaraan, pasti akan mengikis persatuan dan kesatuan. Dan itu sangat membahayakan bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kita gak boleh sepele dengan persatuan dan kesatuan. Banyak pelajaran sejarah ketika persatuan dan kesatuan rapuh, maka bangsa itu akan hancur. Banyak contoh seperti negara Suriah yang homogen terus mengalami kekacauan. Kalau tidak segera diatasi negara itu bisa bubar,” jelas Sugiat.
Menurut dia lagi, MPR dan DPR RI giat melakukan sosialisasi 4 pilar kebangsaan. Pertama Pancasila sebagai filosofi adi luhung yang tidak dimiliki negara lain. Kedua, UUD 1945 dimana kalau dikaji pasal-pasalnya kalau diterapkan sebagai gemah ripah loh jinawi tentrem noto raharjo. Ketiga NKRI dan keempat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyah berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Baca Lagi: Inovasi Algoritma, Upaya BRIN Cegah Judi Online di Indonesia
Oleh sebab itu, Sugiat meminta BNPT memperbanyak kegiatan dialog kebangsaan seperti di Karanganyar ini. Penguatan nilai-nilai Pancasila dan toleransi di era digital ini sangat penting.
“Kami dari Komisi XIII siap mendukung dalam bentuk legislasi dan budgeting. Kalau kurang anggaran kita tambah, kegiatan seperti ini jangan berhenti hanya di Karanganyar, tapi bagaimana bisa ke seluruh Indonesia. Kalau Ideologi Pancasila kuat dan toleransi terjalin indah maka Indonesia juga kuat,” kata dia.
Selain itu, ia juga meminta agar kegiatan ini juga menyasar generasi muda. Itu penting karena generasi muda akah mewarisi bangsa dan negara.
“Bahaya kalau generasi muda tidak disasar. Mereka akan menjadi pewaris kepemimpinan bnagsa pada Indonesia Emas 2045 nanti,” katanya.
Begitu juga dengan Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi, yang menyambut baik kegiatan di tengah dinamika masyarakat yang makin komplek dan tantangan kebangsaan semakin besar.
“Karangamnyar daerah dengan potensi luar biasa, kunjungan wisata besar di Solo Raya, tingkat kerukunan beragama terpelihara dengan baik, keanekaragaman budaya dan tradisi berperan jaga keharmonisan,” ujarnya.
Menurutnya, upaya pencegahan dan penguatan nilai kebangsaan perlu digalakkan. Dengan kegiatan seperti dialog kebangsaan dapat memperkuat komitmen dan menciptakan harmonis di tengah masayrakat.
“Kami sadar, tidak bisa sendiri, butuh tokoh agama, ulama, dan seluruh komponen masyarakat, akademisi dan media. Membangun Karangnyar yang lebih harmoni dengan Pancasila sebagai dasar kehidupan,” katanya.
BNPT Komitmen Dorong Keterlibatan Masyarakat
BNPT berkomitmen untuk terus mendorong masyarakat terlibat aktif dalam menjaga keharmonisan, serta mencegah segala bentuk radikalisasi dan terorisme.
Dalam dunia yang semakin terhubung, langkah-langkah positif seperti ini sangat penting untuk membangun rasa saling pengertian dan menghargai antarumat beragama.
Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan toleransi, BNPT berupaya menciptakan suasana yang kondusif bagi semua masyarakat Indonesia, sehingga radikalisasi dapat dicegah sejak dini.
Dialog Kebangsaan ini bukan hanya sebuah acara, tetapi adalah bagian dari perjalanan panjang untuk menciptakan Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera.
Melalui upaya ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat bersinergi dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari intoleransi, sekaligus memperkuat jati diri bangsa yang berlandaskan Pancasila.
Dengan demikian, BNPT, bersama seluruh masyarakat, dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta mencegah munculnya ancaman yang dapat merusak keharmonisan sosial di Indonesia.
2 komentar