JAKARTA – Sebanyak 21 tentara Arab Saudi diusir setelah penembakan di Pangkalan Angkatan Laut AS Pensacola karena dianggap terorisme.
Letnan Dua Mohammed Saeed al-Shamrani menembaki ruang kelas tempatnya belajar pada 6 Desember 2019, di mana tiga pelaut tewas. Tentara Arab Saudi berusia 21 tahun itu tewas ditembak polisi, dalam insiden yang juga melukai delapan orang.
Beberapa jam sebelum melakukan penembakan di Pangkalan AL AS Pensacola, al-Shamrani sempat mengunggah manifesto berisi kritikan atas kiprah Washington di Timur Tengah. “Saya melawan kejahatan, dan AS sudah sepenuhnya menjadi negara Iblis,” tulis Shamrani dalam manifesto yang diunggah di Twitter.
Ia menjelaskan, dikutip Grup Intelijen SITE, dia tidak membenci AS karena negaranya atau karena praktik kebebasan yang mereka jalankan.
“Saya membenci kalian karena setiap hari, kalian mendukung, mendanai, dan menyokong kejahatan tak hanya terhadap Muslim, tapi juga kemanusiaan,” katanya.
Dalam konferensi pers dilansir AFP Senin (13/1/2020), Jaksa Agung Bill Barr menjelaskan, apa yang dilakukan al-Shamrani adalah “aksi terorisme”.
“Bukti yang ada menunjukkan, pelaku melakukan aksinya karena sudah terpapar oleh ideologi jihadis,” ujarnya.
Menurut Barr, pihaknya telah meminta kepada Apple untuk membuka sandi ponsel iPhone milik al-Shamrani.
Ditulis BBC, al-Shamrani berusaha menghancurkan ponselnya. Namun, FBI menyelamatkannya sebelum dimusnahkan. “Kami sudah meminta Apple untuk membuka ponsel pelaku. Namun sejauh ini, kami belum menerima bantuan yang dibutuhkan,” kata Barr.
Apple disebut telah memberikan data iCloud milik al-Shamrani. Namun menolak membuka ponselnya karena dianggap bakal mencederai piranti lunak iPhone.
Ini bukan kali pertama raksasa teknologi yang didirikan Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne itu menolak permintaan penegak hukum.
Pada 2016, FBI sampai harus berusaha sendiri membuka iPhone pelaku penembakan massal di California, karena Apple menolak bekerja sama.
Barr menerangkan, 21 tentara Arab Saudi yang diusir tidak terkait dengan penembakan di Pangkalan AL AS Pensacola. Namun dari gawai mereka, aparat menemukan material terkait kelompok ekstremis maupun pornografi anak-anak.
Barr menjelaskan, 17 di antara 21 anggota militer itu mempunyai manifesto terkait terorisme. Lalu 15 di antaranya menyimpan gambar porno anak-anak.
Meski kepemilikan itu tidak akan sampai menjerat para tentara tersebut, namun bagi Barr aksi mereka tak pantas bagi kesatuan.
Menurut Barr, Arab Saudi berjanji bakal meninjau setiap kasus yang menimpa para kadet sesuai dengan hukum militer. Jika di kemudian hari pihaknya menemukan 21 prajurit yang diusir terlibat terorisme, Arab Saudi berjanji mengadilinya.