Diserang Teroris saat Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Pakistan, 52 Orang Dinyatakan Meninggal

Internasional992 Dilihat

JAKARTA – Sebanyak 52 orang dinyatakan meninggal dalam serangan terorisme bom bunuh diri yang terjadi di sebuah tempat pertemuan keagamaan di Mastung, Pakistan, pada Jumat (29/9/2023). 

Dikutip Medcom, Senin (2/10/2023), pihak berwenang mengatakan, bom bunuh diri tersebut terjadi di tengah kerumunan orang yang berkumpul di dekat masjid dalam prosesi perayaan Maulid Nabi Muhammad.

“Pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya di dalam prosesi tersebut hingga menyebabkan kerusakan maksimum,” kata seorang pejabat senior keamanan, yang meminta tidak disebutkan namanya.

Tidak lama setelah ledakan di Provinsi Balochistan, di barat daya Pakistan, pengeboman lain dilakukan di sebuah masjid di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, di barat laut negara itu. 

Setidaknya lima orang tewas dalam serangan kedua. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas kedua serangan tersebut.

Di rumah sakit di Quetta, kota terbesar di Balochistan, para penyintas yang lolos dari kematian sedang bergulat dengan dampak serangan tersebut. 

“Debu dan badai, (itulah) yang saya lihat ketika saya berdiri”, kata Saifullah, warga setempat.

Selain duka, dia juga meluapkan perasaan marah.  “Kami menuntut keadilan dan para teroris harus dihukum”, seru seorang perempuan. “Apakah ini keadilan? Saya kehilangan seorang putra kecil,” katanya.

Beberapa kerabat korban menuntut pemerintah Balochistan dan pemerintah federal memberikan layanan kesehatan yang lebih baik kepada korban luka.

“Orang-orang yang kami cintai tidak mendapatkan perawatan yang layak,” keluh Maulana Abdul Rasool, seorang pemimpin agama.

Menurut dia, meskipun ada permintaan berulang kali, pihak administrasi rumah sakit tidak kooperatif dalam menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik bagi mereka yang berjuang untuk hidup.

Menteri Dalam Negeri sementara Balochistan, Zubair Jamali, mengunjungi rumah sakit tersebut dan berjanji mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu akan dimintai pertanggungjawaban. 

“Ini tidak dapat diterima, kami akan menangkap para teroris. Terorisme adalah ancaman serius. Sedih sekali menyaksikan orang-orang yang tidak bersalah (berlumuran) darah,” kata Jamali.

Pakistan mengalami peningkatan dramatis dalam serangan bersenjata tahun ini, dengan ratusan insiden serupa tercatat dalam beberapa bulan terakhir. Awal tahun ini, lebih dari 100 orang tewas dalam ledakan bom di sebuah masjid yang terletak di dalam markas polisi di kota Peshawar di barat laut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *