GARDANASIONAL, JAKARTA –Pengembangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) menjadi bagian dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Karena itu, sebagai institusi yang menganggarkan hal tersebut seyogyanya mengetahui banyak terkait alutsista.
Akan tetapi Wakil Menteri Pertahanan, Wahyu Sakti Trenggono, mengaku tak mengetahui banyak soal alutsista. “Kalau alutsista sudah domainnya militer. Saya enggak paham, malah saya mau belajar dari bapak-bapak di sini,” ujarnya.
“Dalam konteks pertahanan, apa yang seharusnya kita kembangkan, saya mohon izin belum tahu, karena saya baru masuk hari ini,” lanjutnya.
Ia menegaskan, dengan berlatar belakang bukan dari bidang militer, membuatnya harus banyak belajar. Sebab diketahui ia berasal dari kalangan pengusaha. Dalam bidang alutsista, dirinya hanya membantu lebih ke arah inovasi serta strategi industrinya.
“Soal alutsista menurut saya di kementerian ini sudah pakarnya. Paling-paling saya ikut lebih di soal bagaimana soal marketingnya, inovasi baru supaya lebih efisien,” jelasnya.
Trenggono meminta agar latar belakangnya itu tidak menjadi hambatan bagi semua pejabat Kemhan. Sebab, kementerian tempat ia bertugas itu didominasi kalangan militer.
“Saya menjadi keluarga baru. Saya berharap tidak terlalu ada gap antara saya, kebetulan menjabat sebagai wakil Pak Prabowo, tapi saya ingin melebur supaya komunikasi dengan saya lebih nyambung,” terangnya.
Soal persenjataan ke depan, arahnya akan berubah kepada senjata berbasis teknologi. Sebab, ancaman yang dihadapi bukanlah perang. Misalnya virus hingga teknologi berbasis artificial intelligence lainnya.
“Bicara ilmu persenjataan barangkali perang masa depan itu barangkali bukan lagi dengan senjata. Tetapi virus, penyakit, atau bahkan barangkali yang sekarang ini sudah dengan broadband, teknologi artificial intelligence,” tutupnya.