JAYAPURA – Dua dari tiga senjata api (senpi) yang disita dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, teridentifikasi milik TNI.
Demikian disampaikan Kasatgas Humas Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno, melalui keterangan tertulisnya di Jayapura, Minggu (1/10/2023).
AKBP Bayu mengatakan, kedua senjata organik milik TNI itu jenis laras panjang SS2 V3_K1 dengan nomor seri 93.004236 dan pistol Browning FN dengan nomor seri OT6117.
Senjata tersebut milik personel Satgas Pamtas 725/ Varoagi yang mengalami kecelakaan saat dalam penerbangan Oksibil-Jayapura pada tanggal 28 Juni 2019 lalu.
“Sebelumnya helikopter M1-17V5 HA-5138 milik TNI AD hilang kontak dan ditemukan di Distrik Oksop awal bulan Februari,” kata AKBP Bayu.
Sementara itu, satu pucuk senjata api laras panjang berwarna hitam bertuliskan NOVESKE dengan teropong berwarna hitam belum teridentifikasi.
Diduga senjata api tersebut berasal dari Papua Nugini (PNG) yang dibeli KKB Pegubin awal Tahun 2022.
Terkait ratusan amunisi yang juga diamankan diduga diperoleh dari insiden Heli TNI AD yang alami kecelakaan saat dalam penerbangan Oksibil-Jayapura serta dibeli PNG.
Tiga pucuk senjata api dan ratusan amunisi itu disita dari TKP kontak tembak dengan KKB di Kampung Modusit, Distrik Serambakon, Sabtu (30/9/2023).
Selain itu, lima anggota KKB dari Kodap 35 Bintang Timur pimpinan Ananias Mimin dinyatakan tewas dalam insiden tersebut.
Rekam jejak kriminal kelompok ini di antaranya melakukan pembunuhan terhadap perawat dan penganiayaan kepada paramedis di Puskesmas Kiwirok.
Mereka juga melakukan pembakaran beberapa gedung di Kiwirok, di antaranya kantor Bank Papua, Puskesmas Kiwirok, dan dua unit rumah perawat.
Insiden di Kiwirok terjadi tanggal 13 September 2021 lalu, dan pembunuhan tiga orang tukang ojek di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, tanggal 5 Desember 2022.