Eks Teroris Ini Serukan Program Pencegahan Radikalisme yang Efektif

Nasional660 Dilihat

JAKARTA – Di tengah upaya penanggulangan terorisme di Indonesia, suara Kiki Muhammad Iqbal, mantan pelaku aksi terorisme dan kini seorang mitra deradikalisasi, memberikan perspektif yang berharga.

Mengingat pengalaman pahitnya sebagai salah satu otak di balik bom Kampung Melayu pada tahun 2017, Kiki kini berupaya untuk mendorong pemerintah, khususnya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI dan Kementerian terkait, untuk merancang program-program pencegahan yang lebih tepat dan efektif.

“Tantangannya adalah bagaimana membuat program-program baru yang efektif, efisien, dan berdampak luas, terutama dalam memecahkan akar permasalahan intoleransi, radikalisme, dan terorisme,” ujarnya di Jakarta, Rabu (2/10/2024).

Baca Juga: Sinergi BNPT dan Kemenko Polhukam: Menuju Kesuksesan RAN PE 2025-2029

Kiki menekankan bahwa meskipun BNPT telah menjalankan upaya deradikalisasi, pendidikan moderasi beragama, dan pembentukan masyarakat yang toleran, masih banyak tantangan yang harus dihadapi.

Ia mengakui bahwa program-program tersebut tidak dapat dianggap sebelah mata. “Hasilnya yang sangat signifikan patut diapresiasi,” tambahnya.

Namun, Kiki tetap menyoroti perkembangan paham intoleransi dan radikalisme yang terus meresahkan, terutama dengan adanya media sosial yang menjadi alat propaganda efektif bagi kelompok ekstremis.

Lebih lanjut, Kiki menilai generasi muda memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran radikalisme. “Generasi pemuda adalah generasi peralihan. Saya berpesan kepada mereka untuk meningkatkan literasi kritis, menjaga kerukunan antar masyarakat, dan melaporkan jika menemukan indikasi radikalisasi,” tegasnya.

Baca Lagi: Anies Baswedan Sampaikan Pernyataan Lucky Vicky: Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Pandangan Kiki sejalan dengan komitmen Kepala BNPT RI, Komjen Pol. Eddy Hartono, yang menyatakan kesiapannya untuk lebih fokus dan optimal dalam melaksanakan pencegahan ideologi radikal terorisme.

“Presiden (Joko Widodo) sering mengarahkan agar BNPT terus hadir dalam melakukan pencegahan. Kita harus fokus dan optimalkan pencegahan. Zero terrorist attack adalah tolak ukur kami,” ujar Eddy Hartono.

Kiki Muhammad Iqbal, yang kini aktif mengisi kegiatan pencegahan radikalisasi, adalah contoh nyata bahwa perubahan itu mungkin.

Setelah menyadari kesalahan-kesalahannya saat menjalani hukuman di Lapas Nusakambangan, ia berkomitmen untuk berbagi pengalamannya dan menjadi narasumber dalam berbagai kegiatan deradikalisasi.

Kisah Kiki menggambarkan harapan baru dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. Dengan pendekatan yang lebih terarah dan inklusif, diharapkan masyarakat, terutama generasi muda, dapat terlibat aktif dalam memerangi ideologi ekstrem dan membangun lingkungan yang lebih toleran dan aman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *