JAKARTA – Selama enam bulan terakhir, lebih dari 24 ribu perempuan dan anak-anak Palestina telah tewas dalam serangan tentara Israel di Jalur Gaza.
Dikutip dari Antara, Kamis (4/4/2024), Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan bahwa tentara Israel “telah melakukan 2.922 pembantaian di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.”
Total 14.500 anak-anak dan 9.560 perempuan tewas, 7 ribu orang tertimbun reruntuhan atau hilang, serta 75.577 orang lainnya luka-luka.
Mereka menyebutkan bahwa 73 persen dari mereka yang terkena serangan Israel di Gaza adalah perempuan dan anak-anak, seraya menambahkan bahwa 17 ribu anak-anak di Gaza hidup tanpa salah satu atau kedua orang tua.
Mengingat kelaparan yang terjadi di Gaza, kantor media tersebut menyatakan bahwa 30 anak telah meninggal dunia akibat kekurangan gizi dan dehidrasi.
Mereka juga menambahkan bahwa sebanyak 484 tenaga kesehatan, 140 jurnalis dan 65 personel pertahanan sipil juga tewas.
Jumlah korban cedera yang berada dalam kondisi serius dan memerlukan perawatan di luar negeri adalah 11 ribu orang, sementara hingga sekitar 10 ribu pasien kanker berisiko meninggal akibat pelayanan kesehatan yang tidak memadai.
Pasukan Israel menahan 310 tenaga kesehatan dan 12 jurnalis, sementara 2 juta orang mengungsi di Jalur Gaza. Sekitar 70 ribu rumah hancur total di Gaza, dan 290 ribu lainnya mengalami kerusakan atau tidak dapat dihuni.
Tentara Israel merusak 297 masjid di Gaza, 229 di antaranya rusak total, sementara mereka juga menargetkan tiga gereja hingga hancur.
Serangan Israel juga menargetkan 159 institusi kesehatan di Gaza, menyebabkan 53 pusat kesehatan dan 32 rumah sakit tidak dapat beroperasi, dan membuat 126 ambulans tidak dapat digunakan.
Israel melancarkan serangan militer mematikan di Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan kurang dari 1.200 orang.
Lebih dari 32.900 warga Palestina sejak saat itu telah tewas di Gaza, dan lebih dari 75 ribu orang luka-luka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan bahan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Jalur Gaza, sehingga menyebabkan penduduknya, terutama warga Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Hal itu secara dramatis meningkatkan kebutuhan bantuan internasional di daerah tersebut di tengah pembatasan ketat Israel terhadap akses masuknya ke wilayah tersebut.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang pada pekan lalu meminta Tel Aviv untuk melakukan lebih banyak upaya guna mencegah kelaparan di Gaza.