JAKARTA – Pernyataan Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi, soal radikalisme membuat Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggantikan menteri itu.
Menurut Fadli, pernyataan yang kerap dilontarkan Fachrul Razi sering menimbulkan salah paham dan perselisihan.
“Menteri apa ini, pernyataan-pernyataannya sering menimbulkan kecurigaan, salah paham, perselisihan atau malah Islamophobia. Sebaiknya menteri ini diganti saja pak Jokowi,” tulis Fadli di akun Twitter nya, Kamis (3/9/2020).
Kicauan Fadli, rupanya membuat sejumlah netizen sepakat untuk menggantikan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama.
“Setuju, harus diganti dan dikucilkan oleh umat atas kelakuan dan perlakuannya selama ini,” tulis akun @muhammadikhtidar1.
Sebelumnya, Menteri Fachrul Razi membeberkan cara masuknya kelompok radikalisme ke masjid yang ada di lingkungan pemerintahan, BUMN, dan di tengah masyarakat. Salah satunya dengan menempatkan orang yang memiliki paham radikal dengan kemampuan keagamaan dan penampilan yang tampak mumpuni.
“Caranya masuk mereka gampang; pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan Bahasa Arabnya bagus, hafiz (hafal Alquran), mereka mulai masuk,” kata Fachrul dalam webinar bertajuk ‘Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara’, di kanal Youtube Kemenpan RB, Rabu (2/9/2020).
Fachrul menambahkan, orang tersebut perlahan-lahan bisa mendapatkan simpati dari para pengurus dan para jemaah masjid. Salah satu indikatornya, orang tersebut dipercaya menjadi imam hingga diangkat menjadi salah satu pengurus masjid.
Setelah mendapatkan posisi strategis tersebut, lanjut Fachrul, orang itu mulai merekrut sesama rekan-rekannya yang memiliki pemahaman radikal lainnya masuk menjadi pengurus masjid.
“Lalu masuk teman-temannya. Dan masuk ide-idenya yang kita takutkan,” kata dia.
Menurut dia, masjid-masjid yang berada di lingkup institusi pemerintahan dan BUMN potensial disusupi oleh paham-paham radikal. Bahkan, ia bercerita sempat mendengarkan ceramah yang berisikan pemahaman radikal ketika sedang Salat Jumat di salah satu masjid milik kementerian.
“Sehingga saya pernah ingatkan seorang menteri, karena saya pernah Salat Jumat di masjid itu, saya terkejut, saya WhatsApp ke menteri yang bersangkutan, ‘bu, bahaya sekali, kok Salat Jumat di situ khotbahnya menakutkan banget,” kata Fachrul.
Untuk mewaspadai gerakan kelompok radikal. Salah satu upayanya, seluruh jajaran pengurus masjid di lembaga tersebut wajib diisi oleh pegawai yang bekerja di instansi yang bersangkutan.
“Pengurusnya harus pegawai pemerintah kalau masjidnya di lingkungan pemerintahan. Tak boleh ada masyarakat umum di situ ikut jadi pengurus,” ujarnya.