SURABAYA – Pemuda sebagai generasi yang cerdas teknologi dan memiliki kreatifitas serta inovasi yang luar biasa, diharapkan menjadi ujung tombak penanggulangan ekstremisme dan radikalisme di tengah gempuran hoax, hatespeech, dan narasi radikal di dunia maya.
Oleh karenanya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengeluarkan kebijakan strategi Pentahelix, yang melibatkan semua unsur masyarakat termasuk para generasi muda, untuk ikut berperan menaggulangi ekstremisme dan terorisme.
Hal tersebut disampaikan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi, dalam sambutannya secara virtual pada acara Youth Peace Ambassador Workshop: Growing Tolerance through Peaceful Narratives bersama United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), di Surabaya, Rabu (6/4).
“Ini sangat pas, dengan strategi BNPT melibatkan komunitas generasi muda dalam upaya mengurangi ekstremisme dan terorisme dengan membangun narasi perdamaian,” ujarnya.
“Dimana BNPT dalam penanggulangan terorisme berpijak pada kebijakan Pentahelix yang melibatkan multipihak,” lanjut dia.
Baca Lagi: Hikmahanto: Saya Memahami Kefrustrasian Presiden Zelensky
Upaya penanggulangan intoleransi, radikalisme, dan terorisme, kata Nisan, harus dibangun dengan kekuatan bersama dengan konsep penanggulangan yang bersifat pentahelix.
Dimana semua elemen seperti pemerintah, komunitas, akademisi, pengusaha dan media harus mampu bersinergi dan berkolaborasi.
“Keberadaan Duta Damai Dunia Maya, agar dapat memberikan kontra narasi yang bisa mempengaruhi lingkungannya,” kata dia.
Menurut dia, kelompok radikal dan terorisme saat ini telah banyak memanfaatkan ruang di sosial media untuk menyebarkan dan mengkampanyekan narasi kebencian dan kekerasan, serta paham transnasionalnya.
Karena itu, tujuan pelibatan anak muda yakni dunia maya yang menjadi ruang tanpa batas dan tanpa control, banyak dimanfaatkan untuk konten negatif bernuansa provokatif berisi hasutan, ujaran kebencian dan hate speech, hal itu dapat menggangu persatuan bangsa.
Mentor dan Duta Damai Diminta Menambah Wawasan Bahaya Radikal Terorisme
Nisan juga menyambut baik kegiatan workshop yang akan digelar selama tiga hari kedepan. Apalagi kegiatan diisi oleh mentor serta narasumber yang kompeten dan ahli di bidangnya, untuk menambah wawasan dan persepsi tentang bahaya radikal terorisme kepada generasi muda.
“Saya kira point penting kenapa kita berkumpul, adalah untuk menyamakan persepsi, saling berbagi berbagi kepekaan, kepedulian, dan kewaspadaan generasi muda dimasa datang tentang bahaya pemanfaatan internet sebagai alat mempromosikan paham kekerasan,” katanya.
Ia berharap, dari kegiatan itu para duta damai dapat mengambil ilmu yang bermanfaat, untuk diimplementasikan sebagai aksi nyata dan mendorong partisipasi pemuda khususnya duta damai dalam isu perdamaian.
“Saya berharap para Duta Damai dapat memanfaatkan pengetahuan, teknik, dan strategi yang disampaiakan oleh narasumber, agar diimplementasikan dalam bentuk kerja dan karya nyata,” ujar dia.
“Ini kegiatan yang penting dan strategis bagi generasi muda dalam berpartisipasi di isu perdamaian,” tambahnya.
1 komentar