Guru Besar UI: BNPT RI Berhasil Memutus Mata Rantai Indoktrinasi

Nasional834 Dilihat

BOGOR – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dinilai berhasil memutus mata rantai indoktrinasi. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menciptakan situasi nihil aksi terorisme di Tanah Air sepanjang 2023. 

Indoktrinasi merupakan salah satu elemen kunci dalam penyebaran radikalisme dan terorisme. Karena itu, pemutusan mata rantai indoktrinasi terhadap masyarakat yang menjadi sasaran kaderisasi kelompok teror merupakan hal penting. 

Guru Besar Departemen Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Adrianus Eliasta Meliala, mengatakan ada banyak upaya yang telah dilakukan BNPT untuk membendung laju indoktrinasi perekrutan anggota baru.  

“Jadi banyak sekali upaya BNPT untuk mengurangi proses indoktrinasi,” ujarnya di Bogor, Jumat (29/12/2023). 

Upaya membendung indoktrinasi ini dilakukan BNPT secara masif melalui berbagai strategi, baik yang bersifat online maupun offline. Upaya ini menurut Adrianus, menjadi salah satu aspek dalam dua hal pokok yang berdampak besar pada pencapaian nihil aksi teror. 

Dua hal pokok tersebut, pertama, tindakan penegakan hukum termasuk penangkapan, penyitaan, dan aneka macam langkah tegas terhadap mereka yang melakukan kegiatan teror. 

Kedua, melakukan pemotongan sumber-sumber yang bisa menggerakkan kegiatan teror, termasuk pendanaan dan indoktrinasi via transmisi ideologi kekerasan. 

“Terutama pada konteks pembiayaan, pendanaan. Kemudian juga terkait dengan konteks yang mampu membakar ideologi,” katanya. 

Adrianus menambahkan, fenomena zero terrorist attack ini merupakan buah dari hasil perjuangan berat yang telah dilakukan. 

“Saya kira kita melihat ini sebagai satu resultante dari perjuangan berat sekali dari teman-teman,” kata dia. 

Disampin itu, menurut Adrianus, deradikalisasi ini masih menjadi salah satu hipotesis yang terus menerus dikejar. Karenanya, ia mendorong agar seluruh praktisi yang ada di BNPT semakin berusaha agar hasil dari segala upayanya dapat terkonfirmasi. 

Adrianus juga berpesan agar semua pihak lebih mempersiapkan diri menghadapi tahun politik 2024. Pasalnya, dua dari tiga kelompok rentan terpapar radikalisme dan terorisme, yakni remaja dan perempuan akan terlibat aktif dalam hajatan politik. 

Karenanya, pesan-pesan positif perlu terus digalakkan agar pemilu yang aman dan berkualitas bisa terlaksana.
“Untuk itu maka kita perlu berikan pesan-pesan positif kepada mereka agar dalam rangka mengikuti pemilu tersebut bisa betul-betul dengan kesadaran dan jauh dari kemungkinan terpengaruh lewat media sosial terutama, sehingga kemudian harapan kita melihat pemilu yang bermutu bisa terealisasi,” katanya.

Catatan BNPT menunjukan tak ada satupun aksi teror yang terjadi di Indonesia selama 2023. Bahkan sepanjang tahun, Densus 88 Antiteror Polri juga mengamankan 148 tersangka terduga aksi terorisme di berbagai daerah di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *