JAKARTA – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia baru-baru ini melakukan survei, dan hasilnya mayoritas anak muda mendesak pemerintah segera menanggani radikalisme. Hal ini ditemukan dalam hasil survei kepada 1.200 anak muda terhadap isu sosial politik di Tanah Air pada Maret 2021.
“Seberapa mendesak persoalan radikalisme untuk ditangani pemerintah? Yang mengatakan sangat mendesak atau mendesak itu 49,4 persen,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, di Jakarta, Senin (22/3/2021).
Sementara sisanya, sebesar 41,6 persen anak muda menyatakan persoalan radikalisme harus menjadi perhatian serius pemerintah karena sangat mengancam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
“24,1 persen anak muda menilai pemerintah tidak adil terhadap umat Islam, radikalisme hanya ditujukan kepada umat Islam saja,” kata dia.
Oleh karena itu, para anak muda meminta pemerintah harus mengambil tindakan lebih keras dalam upaya melawan terorisme, dimana nilai presentasenya sebanyak 19,6 persen.
“Para anak muda juga mendorong pemerintah membuat kurikulum pendidikan agama yang toleran dan menghargai agama lain (13 persen) dan mengawasi media sosial (11,4 persen),” katanya.
Selain itu, sebanyak 6,7 persen meminta pemerintah mengontrol isi pendidikan agama di Indonesia demi mencegah munculnya pemahaman agama yang ekstrem atau garis keras. Lalu, 5,6 persen pemerintah harus mengontrol isi media cetak maupun elektronik di Indonesia demi mencegah munculnya pemahaman agama yang ekstrem.
“5,6 persen mengajak kerja sama tokoh-tokoh agama yang moderat,” ujar dia.
Survei itu dilakukan sejak 4-10 Maret 2021 kepada 1.200 responden, dengan usia beragam yakni 17-21 tahun. Dengan situasi pandemi Covid-19, survei tersebut dilakukan melalui wawancara telepon.
Dengan metode simple random sampling dengan toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.