I-Khub, Upaya Percepatan Penanganan Ekremisme yang Mengarah pada Terorisme

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI melalui Indonesia Knowledge Hub (I-KHub) terus melakukan upaya percepatan penanganan masalah ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.

Keberlanjutan dukungan beragam pihak mulai dari skala nasional hingga internasional menjadi salah satu aspek penting dalam upaya tersebut. Hal itu untuk memperkuat, memperluas, dan mempercepat dampak program terkait upaya pencegahan dan penanganan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.

Demikian diungkapkan Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT RI, Andhika Chrisnayudhanto, dalam kegiatan Donor Coordination Meeting di Jakarta, dikutip pada website bnpt.go.id, Kamis (6/6/2024).

Baca Juga: ASN Polri Harus Mewaspadai Radikal Terorisme dan Intoleransi di Lingkungannya

Andhika memberikan salah satu contoh program yang dinilai berhasil untuk memaksimalkan dampak dan mempercepat upaya Countering Terrorisme/Violent Extrimism (CT/VE) di Indonesia yaitu melalui program Strive Juvenile.

“Salah satunya, Strive Juvenile dilaksanakan sejak tahun 2021 dengan dukungan Uni Eropa,” ujarnya.

Program itu, fokus pada isu penanganan anak-anak yang terkait dengan terorisme. Adapun kerja sama dilanjutkan setelah melakukan Donor Coordination Meeting 2023 lalu dan mendapat tambahan dukungan dari negara Australia dan Kanada melalui program lanjutan yakni ‘Preventing and Responding to Child Association with Terrorist Groups 2024-2026’

Ia menambahkan, terkait resolusi yang diajukan Indonesia dalam hal ini BNPT, mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris, dan telah mendapat pengesahan secara konsensus pada Sidang ke-33 Komisi Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana/Commission on Crime Prevention and Criminal Justice (CCPCJ) yang berlangsung di Wina.

Ini Alasan Uni Eropa Kerja Sama Menangani Isu Eksremisme dengan Indonesia

Sementara pakar penanggulangan terorisme Eropa untuk Asia Tenggara, Marc Vierstratete-Verlinde, menjelaskan salah satu alasan mendasar Uni Eropa ingin bekerjasama dengan Indonesia, adalah keseriusan Indonesia dalam menangani isu ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.

“Beberapa tahun yang lalu, kami memutuskan untuk bekerja sama dengan Indonesia, karena kami melihat Indonesia adalah salah satu negara penggerak di ASEAN dalam hal penanggulangan isu ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme ini,” ujarnya.

Baca Lagi: Konsep Ketuhanan dalam Bingkai Pancasila

Marc dalam kesempatan ini juga mengapresiasi hadirnya I-KHub sebagai platform koordinasi antar aktor PCVE di Indonesia, baik kementerian, lembaga, mitra pembangunan dan lembaga internasional.

“Sebagai platform mekanisme kerjasama dan kolaborasi, I-KHub memiliki peran penting untuk mengkonsolidasikan sumber daya beragam pihak untuk upaya pencegahan ekstremisme. Termasuk dengan menggelar kegiatan ini,” katanya.

Dalam kegiatan ini turut hadir, Perwakilan Diplomatik Negara Asing di Indonesia, Perwakilan Mitra Pembangunan, Organisasi Internasional yang selama ini telah menunjukkan kontribusinya dalam upaya pencegahan dan penanggulangan ekstremisme kekerasan dan terorisme.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar