IGIP di Morowali Bakal Dibangun Danantara Indonesia Bersama GEM, Nilai Investasinya Rp23 Triliun

JAKARTA – Danantara Indonesia bekerja sama dengan GEM China menandatangani perjanjian investasi sebesar Rp23 triliun untuk pembangunan fasilitas peleburan nikel hijau berteknologi tinggi.

Dalam langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri nikel berkelanjutan dan inovatif, perusahaan investasi nasional, Danantara Indonesia, resmi menandatangani Pokok Perjanjian (Head of Agreement/HoA) dengan GEM Co., Ltd., perusahaan rintisan dari China yang dikenal sebagai pionir dalam metalurgi hijau dan solusi ekonomi sirkular.

Rencana lokasi pembangunan tersebut berada di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Inisiatif ini dorong hilirisasi dan keberlanjutan industri mineral Indonesia.

Baca Juga: Lima Anggota DPR RI Dinonaktif Usai Kontroversi Demo, Berikut Namanya

Kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam pembangunan fasilitas peleburan nikel berteknologi tinggi yang bertujuan mendukung target hilirisasi mineral nasional dan memperkuat daya saing industri Indonesia di tingkat global.

Investasi Besar untuk Industri Nikel Berteknologi Tinggi di Indonesia

CEO Danantara, Rosan P Roeslani dan CEO GEM, Profesor Xu Kaihua
CEO Danantara, Rosan P Roeslani dan CEO GEM, Profesor Xu Kaihua

CEO Danantara, Rosan P Roeslani, di Jakarta, Senin (1/9/2025) mengatakan, kesepakatan ini merupakan langkah strategis dalam mendorong pengembangan industri nikel berkelanjutan.

Proyek tersebut akan dibangun di Indonesia dengan kapasitas produksi hingga 66.000 ton nikel hidroksida campuran per tahun, yang akan diolah melalui teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL).

Nilai investasi yang direncanakan mencapai sekitar USD 1,42 miliar, setaraRp 23,3 triliun dengan kurs Rp 16.400, menegaskan komitmen kuat perusahaan dalam mendukung pengembangan industri hijau dan inovatif di tanah air.

Rosan menambahkan, kemitraan ini tidak hanya berfokus pada pembangunan fasilitas peleburan, tetapi juga mengintegrasikan penelitian dan pengembangan (R&D), penggunaan energi hijau, serta penerapan daur ulang siklus tertutup. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadi pusat industri hijau yang berkelanjutan dan kompetitif di tingkat dunia.

Mendukung Ekosistem Inovasi dan Hilirisasi Mineral Indonesia

Pusat Pengunjung International Green Industrial Park (IGIP)
Pusat Pengunjung International Green Industrial Park (IGIP)

Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi sebelumnya antara Danantara dan GEM, serta memperkuat posisi Indonesia dalam peta industri mineral global.

Sebelumnya, GEM telah menanamkan investasi sebesar USD 30 juta untuk pembangunan laboratorium penelitian metalurgi bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), yang bertujuan memperkuat ekosistem R&D nasional dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.

Selain itu, proyek ini turut mendukung inisiatif International Green Industrial Park (IGIP), yang diproyeksikan mampu menciptakan hingga 80.000 lapangan kerja baru dalam lima tahun ke depan.

Tidak hanya berhenti di pemrosesan nikel, rencana jangka panjang mencakup pengembangan material katoda untuk baterai kendaraan listrik, produksi sel baterai, serta manufaktur alat berat berteknologi tinggi berbasis material berkualitas tinggi.

Rosan menekankan, proyek ini dirancang untuk berjalan dengan energi hijau dan didukung oleh sistem daur ulang loop tertutup, sehingga mengintegrasikan keberlanjutan di setiap tahap proses produksi.

Langkah ini bertujuan tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik dan global akan bahan baku baterai dan kendaraan listrik, tetapi juga mengurangi jejak karbon industri mineral Indonesia secara signifikan.

“Dengan bekerja sama dengan pelopor global dalam metalurgi hijau, kami memajukan agenda hilirisasi nasional sekaligus memastikan keberlanjutan dan inovasi tetap menjadi prioritas utama,” ujar Rosan.

GEM China: Pemain Global dalam Pengolahan Limbah Elektronik dan Mineral

GEM Co., Ltd. didirikan di Shenzhen, China, pada 2001 dan tercatat di Bursa Efek Shenzhen serta Bursa Efek Swiss.

Dengan lebih dari 11.000 karyawan yang tersebar di China, Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Indonesia, GEM dikenal sebagai perusahaan inovatif yang fokus pada pengolahan limbah elektronik dan baterai kendaraan listrik.

Setiap tahun, GEM memproses lebih dari 10 persen limbah baterai kendaraan listrik dan elektronik di China, memulihkan lebih dari 20 mineral penting termasuk kobalt, litium, dan tentu saja nikel.

Teknologi mereka mampu mengolah limbah tersebut secara efisien dan ramah lingkungan, mendukung ekonomi sirkular dan keberlanjutan global.

Melalui kemitraan strategis ini, Indonesia memperlihatkan komitmennya untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem industri hijau global.

Investasi besar ini diharapkan mampu mempercepat pengembangan industri hilirisasi mineral, meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Dalam lima tahun ke depan, proyek ini tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global bahan baku baterai kendaraan listrik dan teknologi hijau lainnya.

Dengan kolaborasi internasional yang kuat dan inovasi teknologi, Indonesia siap bersaing di era industri 4.0 dan energi bersih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *