JAKARTA – Perkiraan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah kasus Coronavirus (Covid-19) yang dikonfirmasi di Vietnam hanya mencapai 270 orang, jauh dari situasi di negara tetangga Cina di mana angka itu mencapai 84.347 kasus.
Hal tersebut membuat Vietnam menjadi salah satu negara di Asia Tenggara dan negara luar lainnya yang tidak ada kematian terkait Covid-19.
Dirilis Sputnik, Kamis (30/4/2020), Vietnam telah berhasil dalam memerangi COVID-19. Bahkan hanya enam kasus infeksi di negara itu dan terbukti cukup bagi Perdana Menteri, Nguyen Xuan Phuc pada akhir Januari 2020.
“Ini diikuti oleh penguncian nasional, yang menangguhkan semua hubungan udara dan kereta api dengan negara tetangga Cina dan penutupan sekolah, juga universita,” tulis Sputnik.
Pihak berwenang Vietnam juga merekomendasikan agar penduduk menginstal aplikasi khusus pada ponsel mereka untuk memantau situasi COVID-19 , bagian dari upaya pemerintah untuk memerangi wabah tersebut.
Situasi berubah ke selatan pada akhir Maret, ketika jumlah kasus corona yang dikonfirmasi di Vietnam melonjak hingga lebih dari 100. Hal tersebut mendorong pihak berwenang segera bereaksi dengan menolak visa untuk semua orang asing, kecuali diplomat dan pegawai negeri sipil lainnya.
Disamping itu pemerintah juga mengumumkan penutupan kafe, bar, klub malam, bioskop, tempat karaoke, dan pijat di seluruh negeri. Bahkan melarang pertemuan lebih dari 20 orang.
Pada 1 April, orang diizinkan meninggalkan rumah hanya untuk mengunjungi toko atau apotek, dengan unit medis militer dan seluler dikerahkan untuk melawan epidemi.
“Vietnam telah melaporkan 0 COVID-19 kematian terkait dengan 268 kasus setelah 90+ hari sejak wabah pertama pada bulan Januari,” kata Sputnik.
Sementara profesor di Akademi Diplomatik Kementerian Luar Negeri Rusia, Pyotr Tsvetov, mengatakan tidak ada alasan untuk mempertanyakan statistik resmi yang berkaitan dengan situasi Corona saat ini di Vietnam.
“Negara ini secara tradisional kuat dengan administrasi vertikal (kekuasaan) dan kemampuan untuk memobilisasi penduduk. Mereka mengambil perlawanan terhadap coronavirus dengan sangat serius, menyatakan slogan ‘Memerangi epidemi sebagai musuh’, sebuah referensi untuk perang melawan agresor,” katanya.
Dia juga menunjukkan pengalaman Vietnam sebelumnya melawan epidemi SARS (sindrom pernafasan akut akut) pada tahun 2003, ketika negara itu “menunjukkan kemampuan untuk mengekang infeksi”.
“Orang-orang tanpa ragu mematuhi aturan. Semua orang di rumah (selama isolasi),” menambahkan.