TEHERAN – Serangan udara Amerika Serikat (AS) di Bandara Internasional Baghdad pada Kamis (3/1/2020) hingga menewaskan seorang jenderal ternama Iran, Qassem Soleimani, membuat Presiden Iran, Hassan Rouhani tak tinggal diam.
Dirilis The Wall Street Journal, Hassan Rouhani mengatakan, Iran dan negara-negara bebas lainnya di wilayah itu, bakal membalas dendam terhadap serangan Pentagon yang menewaskan komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).
Ia menambahkan, kematian Soleimani dan rekannya makin meningkatkan tekad rakyat Iran untuk melawan kekejaman Amerika. “Rakyat Iran dan negara-negara bebas lainnya melawan kekejaman AS dan mempertahankan nilai-nilai Islam,” katanya, Sabtu (4/1/2020).
“Tidak ada keraguan bahwa Iran dan negara-negara bebas lainnya di wilayah itu akan membalas dendam atas kejahatan mengerikan ini dari penjahat Amerika,” Rouhani melanjutkan.
Rouhani menegaskan, apa yang dilakukan Amerika adalah tindakan pengecut, akibat frustasi. “Tanpa diragukan lagi, tindakan pengecut dan keji ini adalah tanda lain dari frustrasi, kelemahan dan ketidakberdayaan Amerika Serikat di wilayah ini dan perasaan kebencian di pihak negara-negara regional terhadap rezim agresor ini yang telah melanggar semua prinsip dan norma manusia dan hak internasional dengan kebrutalan yang paling tidak manusiawi, merekam stigma lain di halaman-halaman mesum negara ini,” ujar Rouhani.
Diketahui, serangan roket tersebut juga menewaskan Wakil Komandan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) Irak, Abu Mahdi al-Muhandis.
Sebelumnya, serangan rudal Amerika Serikat (AS) di Bandara Baghdad menewaskan sebanyak tujuh orang. Hal tersebut membuat situasi keamanan di Ibu Kota negara memburuk.
Menurut televisi Irak dan para pejabat di negara itu, jenderal Iran yang tewas bernama Jenderal Qassim Soleimani bersama dengan Abu Mahdi al-Muhandis, yang bekerja sebagai wakil komandan milisi yang didukung Iran yang beroperasi di Irak.
Security Media Cell Irak, yang merilis informasi mengenai keamanan Irak, mengatakan tiga roket Katyusha menghantam bandara, mendarat di dekat aula kargo.
“Dua mobil dibakar dan sejumlah orang terluka,” kata kelompok itu dalam sebuah tweet seperti ditulis The Hill, Jumat (3/1/2020).
Dirilis New York Post, setidaknya ada tiga roket yang diluncurkan dan menghantam bandara di dekat terminal kargo. Bahkan hampir sebulan, sudah ada empat roket yang dilesatkan mengenai satu pangkalan militer di dekat bandara tersebut.
Bentrokan tersebut dipicu oleh serangan udara AS selama akhir pekan di Irak dan Suriah, terhadap milisi Kataib Hezbollah yang didukung Iran. Serangan itu menewaskan sebanyak 25 pejuang.
Menurut militer Amerika, serangan itu sebagai balasan atas serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok milisi yang sama beberapa waktu lalu. Dimana menewaskan seorang kontraktor AS dan melukai empat anggota layanan A.S.
Atas kejadian itu, Presiden AS, Donal Trump melalui akun Twetternya menuduh Iran. “Iran membunuh seorang kontraktor Amerika, melukai banyak orang. Kami sangat merespons, dan akan selalu. Sekarang Iran mengatur serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Irak. Mereka akan bertanggung jawab penuh,” Presiden Trump mentweet.
“Selain itu, kami berharap Irak menggunakan pasukannya untuk melindungi Kedutaan Besar, dan karenanya diberitahukan!”.