JAKARTA – Sederet armada kebanggaan TNI AL kembali menunjukkan kebolehannya, dalam gelaran latihan bersama Latma Carat 2024 yang melibatkan TNI AL dan United State Marine Corps (USMC/Korps Marinir Amerika Serikat) pada 14-15 Mei 2024 di Teluk Ratai dan Piabung Lampung.
Dalam ajang latihan bersama tersebut, tak ketinggalan beberapa kapal produksi PT PAL Indonesia juga terlibat, seperti KRI Semarang-594 dan KRI Kerambit-627.
Berfokus pada kapal kombatan andalan TNI AL jenis Kapal Cepat Rudal (KCR), KRI Kerambit-627 karya PT PAL Indonesia yang memiliki panjang 60 meter merupakan bukti utuh kemahiran engineer Indonesia dalam membangun kapal perang, dimulai dari penguasaan design engineering, kapabilitas dalam proses pembangunan hingga mampu melakukan integrasi sistem di kapal termasuk sistem persenjataan.
Tidak hanya KRI Kerambit-627, sebelumnya 2 KCR 60 meter yaitu KRI Halasan-630 dan KRI Kapak-625 turut menuai pencapaian yang luar biasa, yakni sukses melakukan penembakan rudal khusus.
Ketiganya memiliki kesamaan persenjataan yakni mengusung meriam 57 mm, rudal permukaan Exocet MM40 Block 3, dan auxiliary gun 20 mm yang keseluruhannya telah terintegrasi dengan baik pada platform kapal.
Engineer PT PAL, Joza Emerald, mengatakan integrasi senjata yang tepat menjadi kunci dalam meningkatkan kemampuan operasional kapal perang.
“Ketidakakuratan dalam sistem penargetan dan pengendalian senjata dapat mengakibatkan berbagai masalah serius, termasuk kegagalan dalam peluncuran senjata dan berpotensi mengurangi efektivitas kapal perang dalam pertempuran” ujarnya dilansir pal.co.id, Selasa (21/5/2024).
Dikutip dari laman resmi tni.mil.id, Panglima Koarmada (Pangkoarmada) I, Laksamana Muda TNI Yoos Suryono, dalam upacara pembukaan Latma Carat 2024 mengatakan latihan bersama yang digelar di sekitar teluk Ratai dan Piabung Lampung, guna meningkatkan kerja sama dan membangun persahabatan bilateral antar dua negara, serta mewujudkan SDM TNI yang profesional, modern, dan tangguh.
Dalam agenda latihan yang mengusung konsep integrated scenario based exercises ini, Laksda Yoos Suryono selaku Komandan Upacara juga menuturkan bahwa fokus utama TNI AL pada latihan kali ini adalah untuk meningkatkan pertahanan pantai atau anti amfibi, dengan mengintegrasikan seluruh elemen pertahanan baik di darat, laut maupun udara.