PARIS – Salah satu dari enam kapal selam Prancis bertenaga nuklir, Perle, terbakar selama lebih dari 14 jam pada 12 Juni 2020 di dok kering saat menjalani renovasi besar-besaran oleh Naval Group, yang dijadwalkan berakhir pada Februari 2021.
“Sama sekali tidak ada bahan bakar nuklir di atas kapal dan tidak ada satu senjata pun. Faktanya kapal selam itu ditelanjangi,” kata Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Florence Parly dalam unggahan sumber yang dikutip oleh harian Prancis, Le Monde, Rabu (17/6/2020).
“Ini adalah kebakaran, itu bukan kecelakaan nuklir,” Parly menambahkan.
Kebakaran terjadi pada pukul 10:35 waktu setempat, di depan kapal selam, yang berada di lembah No. 3 di zona pelabuha Missiessy. Dimana para pekerja pertama-tama memperhatikan asap yang berasal dari dek bawa kapal tersebut.
Dari sumber harian Prancis, Le Monde menyebut, api tampaknya telah mengambil cara yang mirip dengan Katedral Notre Dame, dengan pekerjaan penyolderan dilakukan beberapa hari sebelumnya, yang mungkin telah membuat sesuatu membara.
“Potongan-potongan kayu dan minyak yang melekat pada jenis pekerjaan renovasi ini bisa memadamkan api,” tulisnya.
“Memadamkan api di kapal selam sama sekali tidak jelas, terutama dalam asap yang sangat tebal,” kata Parly.
Menurut Parly, baik dari pemadam kebakaran Angkatan Laut dan sipil berhasil memadamkan api pada dini hari 13 Juni 2020. Dimana petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air di Perle, salah satu kapal selam serangan bertenaga nuklir Angkatan Laut Prancis, setelah kebakaran terjadi saat inspeksi di pangkalan angkatan laut Toulon pada 12 Juni 2020.
Dilansir Angkatan Laut Prancis, armada enam kapal selam diperlukan untuk memiliki dua atau tiga dari mereka secara permanen di laut untuk mengawal armada kapal induk, mengumpulkan intelijen, dan mengerahkan personel.
Tetapi setelah kebakaran itu, dari enam kapal selam kelas Rubis yang mulai beroperasi antara tahun 1983 dan 1993, hanya tiga yang tersedia saat ini.
Kelas pertama, Rubis, juga sedang dalam pemeliharaan, sementara Saphir dinonaktifkan pada Juni 2019. Bagian-bagian Saphir dapat dibuat tersedia untuk memperbaiki kerusakan pada Perle.
Perle telah beroperasi sejak 7 Juli 1993, dan renovasi yang sedang berlangsung dirancang untuk memperpanjang umurnya hingga 2030.
Diperlukan setidaknya satu bulan penyelidikan untuk memahami apakah lambung baja sangat rusak sehingga membuat kapal selam tidak dapat digunakan.
Apalagi baja dapat menahan panas yang hebat dari api selama beberapa jam, tetapi para insinyur harus memeriksa apakah baja tersebut telah mempertahankan elastisitas yang diperlukan untuk menahan variasi tekanan yang luas ketika berada di bawah air.
Kelas Rubis akan digantikan oleh enam kapal selam kelas Suffren, yang pertama diluncurkan 12 Juli 2019, tetapi masih menjalani tes oleh Angkatan Laut dan tidak akan masuk layanan sampai tahun depan.