JAKARTA – Guna mencegah intervensi kekuatan besar dari luar, diperlukan kemandirian industri pertahanan negara-negara di kawasan. Salah satu perwujudan kemandirian industri pertahanan adalah melalui penelitian dan pengembangan khususnya di bidang militer.
Hal itu dikatakan Kepala Pusat Pengkajian Strategi Penelitian dan Pengembangan (Kapusjianstralitbang) TNI, Mayjen TNI Jhonny Djamaris, saat membuka lokakarya Track II Network of Asean Defence and Security Institutions (NADI) secara virtual yang diikuti oleh 10 negara ASEAN, di Auditorium Pusjianstralitbang TNI, Jl. Kebon Sirih No. 42, Jakarta, Senin (15/11/2021).
Ia mengatakan, salah satu tujuan diselenggarakannya lokakarya adalah dalam rangka pembangunan komunitas politik dan keamanan ASEAN, untuk menuju sentralitas ASEAN yang optimal di tengah-tengah pengaruh kekuatan besar di kawasan.
Karena itu, ia mengajak para peserta delegasi untuk membagikan pandangan dan perspektifnya tanpa bermaksud menyinggung kerahasiaan dari masing-masing negara anggota ASEAN.
“Yang kami harapkan adalah terjadinya pertukaran pandangan yang dinamis, tanpa mengabaikan kedaulatan dari masing-masing negara, yang tentunya sangat kami hargai,” kata dia.