Keluarga Korban Kebiadaban KKB Asal Probolinggo Tuntut Keadilan

Nasional5 Dilihat

JAYAPURA – Efraningsih, istri almarhum Ahmad Baidlowi warga desa Dawuhan, Kecamatan Krejengan, Probolinggo menuntut keadilan kepada penegak hukum terkait pembantaian suaminya oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, pada September lalu.

“Saya memohon kepada aparat penegak hukum serius mengusut kematian almarhum suami saya. Ia memang hanya seorang tukang ojek tapi dimata keluarga dia adalah pahlawan, ada anak kami yang masih sekolah dasar kehilangan sosok seorang bapak dan kepastian kehilangan biaya pendidikan,” ujarnya di Jayapura, Rabu (18/11/2020).

Efrianingsih menambahkan, pemerintah jangan hanya fokus mengusut kematian Pendeta Yeremia Zanambani, karena setiap warga negara memiliki hak yang sama dimata hukum dan berharap satu persatu kasus pembunuhan di Papua dapat diungkap.

Sementara, Rohilin (30 thn) anak angkat almarhum menjelaskan, sejak kematian Baidlowi tak satupun aparat penegak hukum maupun perwakilan pemerintah mengabarkan perkembangan kasusnya.

“Kami juga meminta keadilan ayah kami dibantai sangat keji oleh KKB di Papua, kami harap aparat penegak hukum maupun perwakilan pemerintah setidaknya bersedia menyampaikan perkembangan kasusnya,” kata dia.

Menanggapi tuntutan keluarga korban kekerasan KKB Papua, penasehat komunitas Bromo Lawyer Club, Totok Sugiharto, mengaku siap mengawal perkembangan kasus Baidlowi. Berharap korban-korban lain juga satu suara menuntut keadilan.

“Saya berharap pemerintah harus peduli, walaupun Probolinggo ini kota kecil, pemerintah pusat dan daerah harus peduli, kami akan menginvestigasi, mengumpulkan data dan bahan keterangan serta kita akan mencari data di Jakarta, sejauh mana pengusutan kasus Baidlowi,” katanya.

Diketahui Bromo Lawyer Club (BLC) adalah komunitas para pengacara di kota Probolinggo, dengan misi kemanusiaan. Sejumlah Lawyer senior menjadi punggawanya, seperti Putut Gunawarman, Budi Santoso, dan Hasmoko.

Ditempat terpisah, Kapolres Probolinggo, AKBP Fredy Irawan, mengatakan akan mempelajari data soal kematian Ahmad Baidlowi. Karena itu, meminta waktu untuk melihat laporan tersebut.

“Mohon waktu saya akan cari datanya dulu,” ujar dia.

Sebelumnya, Sabtu (19/9/2020) serangkaian peristiwa kekerasan hingga merenggut nyawa terjadi di Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya Papua.

Dua korban tewas yakni Pendeta Yeremia Zanambina dan Ahmad Baidlowi warga Probolinggo yang berprofesi sebagai tukang ojek di Distrik Hitadipa Papua.

Desakan mengusut tuntas kasus tersebut kemudian datang dari sejumlah pihak. Hingga Kementerian Koordinator (Kemenko) Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) membentuk tim pencari Fakta mengungkap kasus hingga dalang kekerasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *