DENPASAR – Walaupun saat ini angka serangan fisik (terorisme) menurun, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI mengimbau agar masyarakat terus waspada terhadap serangan ideologi kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Demikian diungkapkan Kepala BNPT RI, Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel, pada kegiatan Doa Perdamaian Bersama Penyintas Bom Bali, Kamis (12/10/2023).
Dikutip dari website bnpt.go.id, Sabtu (14/10/2023), Rycko mengajak masyarakat untuk menolak ideologi kekerasan, radikalisme, dan terorisme.
“Kita semua juga menolak dan mengutuk segala bentuk ideologi kekerasan, radikalisme dan tindakan teror yang tidak berperikemanusiaan dengan mengatasnamakan agama,” katanya.
Menurut dia, kesadaran nasional terhadap bahaya dan dampak radikal terorisme harus dibangun, agar tidak ada lagi aksi teror seperti Bom Bali.
“Kepada para pelaku dan pendukung ideologi kekerasan terorisme agar segera sadar, hentikan kekerasan sekarang juga, mari kita jaga perdamaian, kemanusiaan dan hidup yang harmoni,” kata dia.
Rycko berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu mengungkap kasus Bom Bali serta melakukan pemulihan terhadap para korban.
Sekadar diketahui, ledakan bom yang terjadi pada tahun 2002 dan 2005 ini menjadi serangan paling mematikan dalam sejarah Indonesia.
Lebih dari 300 orang dari 22 negara meninggal dunia dan luka-luka. Kelompok teroris Jamaah Islamiyah atau JI menjadi aktor di balik tragedi tersebut.