CILACAP – Pembinaan terhadap para narapidana terorisme (napiter) perlu dilakukan secara optimal dan bersinergi dengan berbagai pihak. Hal ini agar para napiter yang telah menjadi Warga Binaan Pemasayrakatan (WBP) di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) tersebut, dapat kembali ke tengah-tengah masyarakat dan tidak mengulangi perbuatannya.
Demikian dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, saat kunjungan ke tiga Lapas yang berada di Pulau Nusakambangan, Cilacap yaitu Lapas Permisan, Lapas Pasir Putih, dan Lapas Besi, Selasa (28/7/2020).
Boy menjelaskan, proses deradikalisasi yang telah dijalankan di Lapas Nusakambangan telah memiliki hasil nyata, dimana beberapa WBP dalam kasus terorisme telah menyatakan diri untuk kembali ke NKRI dan juga telah bisa menghafal Pancasila.
“Ini adalah hasil nyata yang bagus, tentu perlu kita tularkan di lapas-lapas lainnya terutama mereka-mereka yang terkait dengan kasus terorisme,” ujarnya.
Pada proses deradikalisasi, tentunya dengan memberikan pemahaman tentang wawasan agama, kebangsaan, dan psikologi. Karena itu, adalah materi-materi program deradikalisasi yang telah dimanfaatkan selama mereka berada di Lapas dengan status warga binaan.
“Jadi yang kita lihat tadi di Lapas Permisan sudah sangat bagus. Ada harapan mereka (napiter) yang sudah kita akomodir, namun tidak bisa saya kemukakan di sini. Tapi dalam rangka mencapai harapan yang diinginkan, tentu kita jangan lupa terus berdoa agar harapannya terkabul,” kata dia.
“Jadi semangat itu yang ingin terus kita sampaikan, agar mereka tetap punya peluang untuk hidup bahagia, walaupun dalam status sebagai warga binaan,” Boy menambahkan.
Kunjungannya ke Lapas di Nusakambangan, lanjut Boy, untuk melakukan evaluasi terhadap program deradikalisasi di dalam Lapas yang telah berjalan selama ini. Hal itu untuk mengatasi masalah-masalah yang menjadi hambatan, sehingga kedepan bisa semakin lebih efektif.
“Setiap orang bervariasi tingkat penerimaannya terhadap proses ini. Ada yang langsung bisa memahami, ada juga menolak. Tetapi harus penuh dengan kesabaran sehingga lambat laun proses ini bisa dirasakan sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi kita semuanya,” ujar dia.
Boy berharap, lapas-lapas yang memiliki warga binaan napiter, dapat meraih predikat terbaik yaitu Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) untuk mewujudkan program reformasi birokrasi nasional.
“Oleh karena itu dengan sarana fasilitas, kultur dan budaya pelayanan yang dibangun, kami optimis hal itu bukan sesuatu yang sulit untuk diperoleh. Yang terpenting adalah Kepala Lapas (Kalapas) bersama seluruh personil yang ada di lapas ini bertekad dan bersatu untuk membuktikan bahwa Lapas Pasir Putih dan Lapas Besi merupakan institusi yang kredibel, transparan dan akuntabel,” ujar Boy.