BALI – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel, mengatakan potensi terorisme kini dapat ditemukan di internet. Banyak kelompok teroris yang menyebarkan radikalisme melalui media sosial.
“Selama tiga tahun pandemi (Covid-19) kita terbiasa berkomunikasi menggunakan media online. Pada saat yang bersamaan sel-sel (kelompok teroris) juga memanfaatkan (media sosial),” ujar Rycko usai menghadiri peringatan 21 tahun Bom Bali di Legian, Bali, Kamis (12/10/2023).
Dikutip Dari news.detik.com, Sabtu (14/10/2023), para teroris memanfaatkan momen pandemi itu untuk menyebarkan paham radikalismenya kepada anak-anak dan remaja.
Rycko mencontohkan, radikalisme kini menyebar dengan ‘bungkus’ konten-konten di media sosial. Apalagi, kini makin banyak orang yang menggunakan internet untuk bekerja, belajar, bahkan berkomunikasi dengan orang lain. Akibatnya, anak-anak dan remaja menjadi sasaran empuk paham radikalisme.
“Hampir seluruh aspek kehidupan yang online itu, dimasukin konten-konten radikal itu. Kami bersama Densus 88, menemukan ratusan ribu konten (yang terkait radikalisme),” katanya.
Saat ini, lanjut Rycko, pihaknya terus mengendus keberadaan sel-sel jaringan teroris dan pendukungnya. Termasuk, mendeteksi adanya potensi terorisme melalui ‘bantuan’ para narapidana teroris.
Rycko meyakini, saat ini masih ada jaringan-jaringan terorisme di Indonesia. Tanpa menyebut di mana, jaringan teroris masih ada di beberapa wilayah di Indonesia.
“Beberapa tempat memang ada potensi rawan (terorisme). Saya nggak sebutkan tempatnya, tapi itu menjadi atensi Polri dan BNPT,” kata dia.