Kepala BNPT: Tragedi Bom JW Marriott, Pengingat Bahaya Terorisme

Nasional6 Dilihat

JAKARTA – Peristiwa aksi teroris seperti bom JW Marriott tidak boleh terjadi lagi. Karena itu perlu bergandeng tangan dalam melawan segala bentuk kekerasan.

Demikian diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, saat menghadiri  peringatan 19 tahun bom JW Marriott, di Jakarta, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/8).

Tragedi bom JW Marriott, kata Boy, menjadi pengingat akan bahaya dan ancaman terorisme. Dalam upaya pencegahan aksi terorisme dan ide-ide yang melatarbelakanginya, BNPT bersama unsur pemerintah dan masyarakat melakukan kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi dan deradikalisasi. 

“BNPT juga telah menyelenggarakan forum yang mempertemukan antara korban/penyintas dengan mitra deradikalisasi yang menjadi katalisator pemulihan dan reintegrasi sosial kedua pihak,” kata dia. 

Baca Lagi: Siti Musdah Mulia: Jilbab Soal Keyakinan, Tidak Bisa Melarang atau Memaksa

“BNPT terus mempromosikan dan melakukan national resilience dari pengaruh ide teror yg berbasis kekerasan yang tidak bisa dilakukan secara parsial, harus dilakukan dengan cara komprehensif dengan pendekatan soft dan hard,” lanjutnya. 

Senada, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, mengatakan aksi teror seperti JW Marriott tidak boleh terjadi lagi di Indonesia. 

Pemerintah secara serius menanggulangi terorisme dari hulu ke hilir dengan melibatkan unsur masyarakat. 

“Dalam menyikapi terorisme pemerintah tidak tinggal diam, pemerintah telah mengadopsi whole government untuk melawan terorisme dari hulu ke hilir, kita juga menggandeng masyarakat untuk berkolaborasi karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri melawan terorisme,” katanya. 

Sekadar diketahui, tragedi JW Marriott terjadi pada tanggal 5 Agustus 2003 silam, menyebabkan 14 orang meninggal dunia dan 156 orang luka-luka. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6 komentar