JAKARTA – Tim Komisi Nasional (Komnas) HAM telah melakukan pendalaman berkaitan dengan pihak-pihak pada peristiwa kematian Brigadir J yang melibatkan Kadiv Propam Polri nonaktif, Irjen Polisi Ferdy Sambo.
Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam, mengatakan dari pemeriksaan terdapat fakta baru, khususnya yang terjadi saat rombongan Ferdy Sambo termasuk Brigadir J berada di Magelang, Jawa Tengah.
Komnas HAM, kata Anam, juga diperlihatkan sejumlah dokumen foto. Namun tidak bisa ditampilkan kepada awak media massa.
Anam memastikan berbagai dokumen yang diperoleh Komnas HAM tersebut akan dicek validitas terkait keabsahannya.
Baca Lagi: Masyarakat Harus Dididik Menjadi Cakap Digital
“Ini penting bagi kami untuk melapis berbagai bukti, dokumen, dan keterangan yang sudah kami dapat,” ujarnya di Jakarta, Senin (1/8).
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, menambahkan bukti tambahan berupa hasil tes usap PCR yang dilakukan di rumah pribadi Irjen Polisi Ferdy Sambo terkait kematian Brigadir J.
“Artinya, sudah ada hasil PCR yang dilakukan di rumah yang beralamat di Jalan Saguling,” ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Beka usai Komnas HAM memeriksa satu orang ajudan atau aide de camp (ADC) dan asisten rumah tangga Irjen Polisi Ferdy Sambo.
Pemeriksaan keduanya mulai dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB dan baru selesai sekitar pukul 17.15 WIB. Pada awalnya, Komnas HAM juga akan memeriksa atau menggali informasi dari petugas kesehatan yang melakukan tes usap PCR di kediaman pribadi Irjen Polisi Ferdy Sambo, yang berada di Jalan Saguling, Duren Tiga Jakarta Selatan.
Namun, kata Beka, tenaga kesehatan yang melakukan tes usap PCR tersebut tidak memenuhi undangan atau jadwal pemeriksaan oleh Komnas HAM.
Ia mengatakan usai memeriksa ajudan dan asisten rumah tangga tersebut, Komnas HAM terus mendapatkan informasi-informasi penting sehingga penyelidikan kematian Brigadir J semakin menunjukkan bukti yang cukup signifikan.
“Kenapa signifikan? Karena melengkapi keterangan yang sudah disampaikan oleh ajudan-ajudan yang lain pada minggu lalu,” kata Beka.
Sebagai tambahan informasi, ajudan Ferdy Sambo yang diperiksa oleh Komnas HAM hari ini sebelumnya berhalangan hadir.
Pada awalnya, Komnas HAM mengagendakan pemeriksaan terhadap tujuh orang ajudan namun hanya enam yang datang salah satunya Bharada E.
Selain mendapatkan bukti tambahan dari hasil tes usap PCR, Komnas HAM juga memperoleh informasi penting lainnya khususnya soal kerangka waktu yang dilakukan oleh pihak terperiksa.
2 komentar