CIREBON – Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI menggelar latihan pembebasan sandera dari tangan kelompok teroris. Adapun orang-orang yang disandera oleh kelompok teroris itu merupakan para pejabat saat sedang melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Cirebon.
Dalam latihan itu, kemampuan para personel Koopssus TNI terus dipertajam. Latihan teknik penyerbuan, pembebasan hingga evakuasi sandera pun dilakukan.
Strategi pembebasan sandera dari tangan kelompok teroris itu dilakukan secara serentak. Mulai dari darat, laut, dan udara. Ada tiga titik yang menjadi lokasi penyanderaan. Dua titik berada di darat, dan satu titik lainnya di dalam kapal.
Sebelum melakukan penyanderaan, kelompok teroris yang berjumlah 18 orang itu awalnya menyusup dengan berpura-pura menjadi pedagang dan pekerja di Pelabuhan Cirebon. Dalam aksinya, para teroris itu meminta sejumlah tebusan berupa uang.
Namun, aksi mereka berhasil digagalkan. Sejumlah personel Koopssus TNI diterjunkan untuk melakukan penyerbuan dan membebaskan para sandera. Dilengkapi dengan sejumlah alutsista, para personel yang berasal dari tiga matra itu bergerak secara serentak dari darat, laut, dan udara.
Berkat kemampuan dari para personel Koopssus TNI, para teroris yang telah melengkapi diri dengan berbagai macam senjata akhirnya berhasil dilumpuhkan. Sementara para pejabat yang sebelumnya sempat disandera berhasil diselamatkan dan dievakuasi.
Pembebasan para sandera di tiga lokasi itu merupakan skenario latihan yang dilakukan oleh Koopssus TNI. Pelatihan ini melibatkan para personel yang tergabung dalam Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Kopasgat TNI AU.
“Latihan pagi hari ini dilakukan oleh Koopssus TNI. Dalam Koopssus TNI itu ada tiga matra. Ada darat, laut, dan udara. Dalam latihan kali ini, diskenariokan pembebasan sandera di tiga lokasi. Satu lokasi di kapal dan dua di darat,” kata Kepala Staf Umum TNI, Letjen Bambang Ismawan, di Cirebon, Jumat (16/6/2023).
Ia menjelaskan, latihan ini dilaksanakan dalam rangka untuk mengasah kemampuan dan memastikan kesiapan para personel TNI agar selalu siap ketika mendapat penugasan.
Sebab menurutnya, berbagai macam gangguan dan ancaman bisa saja terjadi di waktu-waktu yang tidak terduga.
“Semakin banyak latihan, kita akan memiliki kesiapan yang tinggi. Prajurit ketika sering berlatih maka nanti akan semakin siap dan semakin profesional,” katanya.
“Kita tidak tahu kapan akan ada ancaman dan gangguan yang memerlukan kesiapan kita. Karena ancaman dan gangguan itu bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Sehingga latihan ini sangat penting. Jadi ketika nanti kita diperlukan, kita siap,” lanjutnya.