JAKARTA – Jihad bukan hanya sekadar perang. Tapi, jihad di masa damai seperti di Indonesia saat ini bisa dengan melakukan perbaikan-perbaikan untuk kemaslahatan umat.
Demikian dikatakan Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin, saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Al Jam’iyatul Washliyah pertama di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (10/6).
“Jihad itu memang bermakna dua, dia bisa dimaknai perang kalau pada masa perang, tapi kalau dalam masa damai dia tidak perang lagi maknanya, tapi kemaslahatan, perbaikan, dan itu memang tujuan utama para ulama itu islahul ummah,” ujarnya.
Ia menambahkan, jihad di situasi damai tidak boleh membawa-bawa senjata. Karena itu, jihad itu harus dimaknai dalam situasi damai, bukan perang.
“Nah Indonesia ini damai, tidak perang lagi, makanya dia tidak boleh kemudian membawa-bawa senjata,” kata dia.
Baca Lagi: BNPT: Pemimpin Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja Bukan Pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki
“Tapi bagaimana melakukan gerakan perbaikan baik agamanya maupun kemasyarakatan, pendidikannya, ekonominya, itu jihad, dengan harta, dengan diri kita,” lanjut dia.
Jika tidak ada jihad atau gerakan-gerakan perbaikan, tambah Ma’ruf Amin, maka tidak akan ada nasrun minallah atau pertolongan itu datang dari Allah.
Karenanya, ia meminta para ulama tidak sibuk untuk mencari kekuasaan namun melakukan jihad, yakni memberikan perbaikan-perbaikan bagi kemaslahatan umat.
“Saya sering mengatakan bahwa tugas para ulama bukan mencari kekuasaan, karena kekuasaan itu urusan Allah. Kamu (Allah) memberikan kekuasaan kepada orang yang dikehendaki dan mengambil yang kau (Allah) kehendaki. Bukan juga mencari kemuliaan, itu juga hak Allah,” katanya.
“Jadi tugasnya apa? Islahul ummah, melakukan perbaikan. Kalau diberi seperti yang didapat pada masa awal, nah itu seperti dikatakan oleh Sayyidina Umar, kami kaum yang dimuliakan Allah dengan islah. Itu kata Sayyidina Umar ketika merebut Palestina,” tambahnya mengakhiri.
1 komentar