SENTUL – Di tengah maraknya penyalahgunaan ruang siber untuk aktivitas terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Indonesia menggarisbawahi pentingnya strategi yang adaptif dan berbasis kolaborasi internasional.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto, saat menerima kunjungan delegasi dari Persatuan Emirat Arab (UEA) di kantor BNPT, Sentul, dikutip dari laman bnpt.go.id, Senin (24/2/2025).
Andhika menjelaskan, seiring dengan perkembangan teknologi, kelompok teroris semakin cerdas dalam memanfaatkan peristiwa besar dan isu global untuk menyebarkan propaganda mereka.
“Meningkatnya propaganda terorisme di dunia maya setiap tahun beradaptasi dengan peristiwa nasional atau masalah global,” katanya.
Peningkatan ini cukup signifikan, dengan data I-Khub Outlook 2024 mencatat bahwa dari tahun 2013 hingga 2022 terdapat 721 kasus terkait propaganda terorisme secara daring dan 360 pelaku yang terlibat dalam aktivitas online.
Baca Juga: Komitmen BNPT Mempertahankan Zero Terrorist Attack
Ruang siber telah menjadi saluran utama bagi ekstremisme untuk berkembang, dan risiko terkait bisa terus tumbuh jika tidak ada upaya pencegahan yang efektif.
Hal tersebut menjadi perhatian serius, mengingat ancaman terorisme tidak hanya berasal dari individu atau kelompok di dalam negeri, tetapi juga dapat dipicu oleh isu global yang bergaung di dunia maya.
Delegasi UEA yang dipimpin N. Janardhan menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kerja sama dalam penanggulangan terorisme.
UEA memiliki dua institusi yang berkomitmen dalam memerangi propaganda terorisme di ranah digital, yaitu Hedayah Center dan Sawab Center.
“Kami siap berbagi detail tentang kedua institusi tersebut dengan BNPT untuk kolaborasi yang lebih mendalam. Kami akan memperkenalkan Anda pada tim di Sawab Center untuk melakukan penelitian bersama,” ujar Janardhan.
Hedayah Center dikenal sebagai pusat penelitian dan pelatihan yang fokus pada pemahaman dan pencegahan ekstremisme, sementara Sawab Center berfokus pada kontra-narasi terhadap propaganda terorisme di media sosial.
Kolaborasi antara BNPT, Hedayah Center, dan Sawab Center diharapkan tidak hanya menambah sumber daya, tetapi juga memperkuat pendekatan pencegahan terorisme di Indonesia.
Dengan bergabungnya pengalaman dan keahlian dari kedua institusi tersebut, Indonesia dapat mengambil langkah-langkah proaktif dan inovatif dalam mengidentifikasi serta menangkal propaganda ekstremisme yang semakin marak di ruang publik.
Pendekatan kolaboratif ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang lebih aman, di mana generasi muda terlindungi dari radikalisasi online yang mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional.
Lebih jauh, BNPT dan UEA sepakat untuk melakukan pertukaran informasi dan teknologi guna meningkatkan efektivitas dalam menghadapi ancaman terorisme di era digital. Dalam era informasi yang serba cepat, penyebaran informasi yang akurat dan responsif menjadi sangat penting untuk melawan narasi yang menyesatkan.
Sebagai langkah awal, kedua pihak merencanakan serangkaian lokakarya dan seminar yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap bahaya ekstremisme dan cara-cara untuk melawan propaganda terorisme di internet.
Cara ini diharapkan, masyarakat dapat lebih waspada dan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap isu-isu terkait terorisme yang muncul di ruang siber.
Kerangka kerja sama yang kuat, BNPT dan UEA berusaha untuk tidak hanya menanggulangi terorisme di level strategis, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih resilient terhadap pengaruh ekstremisme.
Tindakan preventif yang berbasis pengetahuan dan informasi yang tepat adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan damai.
2 komentar