Mengungkap Kehebatan KRI Bung Tomo: Perusak Terbaik TNI AL

JAKARTA – Kapal perang merupakan salah satu komponen vital dalam menjaga kedaulatan dan keamanan suatu negara. Di Indonesia, TNI Angkatan Laut memiliki berbagai jenis kapal perang, salah satunya adalah KRI Bung Tomo (357).

Kapal perang KRI Bung Tomo (357) menjadi salah satu simbol kekuatan Angkatan Laut Republik Indonesia (TNI AL). Sebagai kapal perang kelas perusak, KRI Bung Tomo memiliki berbagai keunggulan yang menjadikannya salah satu perusak terbaik di Indonesia.

 

Jejak Sejarah KRI Bung Tomo

 

KRI Bung Tomo
KRI Bung Tomo

KRI Bung Tomo memiliki sejarah yang unik dan penuh liku, dimulai dari pemesanan oleh Brunei Darussalam. Dikutip dari Wikipedia, kapal ini awalnya dikenal sebagai KDB Jerambak, merupakan bagian dari kontrak dengan GEC Marconi untuk tiga korvet F2000 yang ditandatangani pada tahun 1998. Meskipun peluncurannya pada 12 Januari 2001 menjadi momen penting, perjalanan selanjutnya justru dipenuhi ketegangan.

Brunei, setelah menerima kapal-kapal tersebut, menyatakan bahwa mereka tidak sesuai harapan dan harus tetap berada di Clyde. Ada spekulasi bahwa ketidaksiapan Brunei dalam mengoperasikan kapal berteknologi tinggi menjadi penyebab utama. Dalam upaya untuk menyelesaikan sengketa, pada tahun 2006, BAE Systems menggugat Sultan Brunei di Mahkamah Arbitrase Internasional di London, berkenaan dengan pembayaran kapal yang ditolak.

Pada tahun 2007, meskipun Brunei melakukan pembelian di atas kertas, ternyata kapal-kapal tersebut segera dijual kembali melalui perusahaan galangan Jerman, Lürssen. Upaya penjualan kepada negara lain, termasuk Aljazair, tidak membuahkan hasil. Namun, pada akhir 2012, kesepakatan tercapai dengan TNI Angkatan Laut Indonesia senilai USD 350 juta.

Baca Lagi: Dakwah dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika: Membangun Kerukunan dan Toleransi di Indonesia

Meskipun sempat diragukan oleh beberapa anggota Komisi Pertahanan, termasuk TB Hasanuddin, yang mempertanyakan kelayakan kapal bekas, TNI AL tetap melanjutkan pembelian. Pada 2013, tim TNI AL melakukan negosiasi di London dan merencanakan modifikasi kapal menjadi Multi-role Light Frigate, termasuk perjanjian transfer teknologi. Hal ini memungkinkan Indonesia untuk memproduksi kapal serupa di masa depan, mendukung industri pertahanan lokal.

KRI Bung Tomo resmi dioperasikan pada tahun 2014. Nama kapal ini diambil dari Bung Tomo, pahlawan nasional yang dikenal berperan penting dalam pertempuran Surabaya, simbol semangat juang kemerdekaan Indonesia. Dengan desain yang mampu menghadapi berbagai tantangan di laut, KRI Bung Tomo menjadi bagian integral dari modernisasi TNI AL, memperkuat pertahanan maritim Tanah Air.

Spesifikasi KRI Bung Tomo

 

KRI Bung Tomo

Kapal ini memiliki jumlah ABK sekitar 85 prajurit, dengan rincian perwira 17 orang, bintara 40 orang dan tamtama 28 orang. Memiliki berat 1,941 ton, berdimensi 89 meter x 12,8 meter x 3,6 meter.

KRI Bung Tomo dilengkapi dengan berbagai teknologi modern, yang membuatnya sangat efektif dalam berbagai misi. Beberapa fitur unggulan dari kapal ini yakni:

  1. Persenjataan Canggih: KRI Bung Tomo dilengkapi dengan sistem peluru kendali Exocet MM40 Block 3 yang mampu menghancurkan kapal musuh dari jarak jauh. Selain itu, kapal ini juga dipersenjatai dengan meriam 76 mm dan senapan mesin yang memberikan perlindungan dalam pertempuran.
  2. Kemampuan Radar: Dengan sistem radar AESA (Active Electronically Scanned Array), KRI Bung Tomo mampu mendeteksi dan melacak berbagai ancaman di udara dan laut secara real-time. Ini meningkatkan kemampuan kapal dalam menghadapi serangan udara dan kapal permukaan.
  3. Kecepatan dan Manuverability: Mampu melaju dengan kecepatan maksimum 30 knot, KRI Bung Tomo dapat dengan cepat merespons situasi darurat dan berpindah lokasi dengan efisien.
  4. Sistem Komunikasi Modern: Ditenagai oleh teknologi komunikasi yang canggih, KRI Bung Tomo mampu berkomunikasi dengan armada TNI AL lainnya serta menerima informasi intelijen dengan cepat.

Peran Strategis di TNI AL

KRI Bung Tomo memiliki peran penting dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia. Beberapa peran strategisnya termasuk:

  • Patroli Keamanan Laut: Kapal ini secara rutin melakukan patroli di perairan Indonesia untuk memastikan keamanan dan melawan kegiatan ilegal, seperti pencurian ikan dan penyelundupan.
  • Dukungan dalam Operasi Militer Dalam konteks operasi militer, KRI Bung Tomo dapat berfungsi sebagai kapal pendukung yang memberikan dukungan tembakan untuk angkatan darat, melindungi armada, dan melakukan misi pengintaian.
  • Diplomasi Maritim: KRI Bung Tomo juga sering terlibat dalam misi diplomasi maritim, berpartisipasi dalam latihan bersama dengan angkatan laut negara lain untuk memperkuat hubungan internasional.

Teknologi dan Inovasi Terkini dalam KRI Bung Tomo

KRI Bung Tomo tidak hanya mengandalkan desain dan kekuatan senjata, tetapi juga teknologi canggih yang disematkan dalam sistemnya. Berikut adalah beberapa inovasi yang membuat kapal ini lebih unggul:

  1. Sistem Pertahanan Diri: Kapal ini dilengkapi dengan sistem pertahanan diri yang terdiri dari CIWS (Close-In Weapon System) yang mampu mendeteksi dan menghancurkan ancaman yang mendekat, seperti rudal dan pesawat terbang. Sistem ini menambah lapisan perlindungan bagi kapal dan awaknya.
  2. Sistem Navigasi dan Otomasi: Penggunaan sistem navigasi modern memungkinkan KRI Bung Tomo untuk beroperasi dengan efisien, terutama dalam kondisi cuaca buruk. Dengan otomatisasi yang tinggi, awak kapal dapat lebih fokus pada tugas-tugas kritis dan mengurangi risiko human error.
  3. Kemampuan Multimisi: KRI Bung Tomo didesain untuk dapat melaksanakan berbagai misi, mulai dari misi tempur, patroli, hingga misi kemanusiaan. Fleksibilitas ini sangat penting dalam menghadapi dinamika ancaman yang beragam di kawasan maritim.

Keterlibatan KRI Bung Tomo dalam Operasi Latihan dan Misi Internasional

 

KRI Bung Tomo

KRI Bung Tomo secara aktif terlibat dalam berbagai latihan dan misi internasional. Beberapa contoh keterlibatannya antara lain:

  • Latihan Bersama “Komodo”: KRI Bung Tomo berpartisipasi dalam latihan multinasional “Komodo”, di mana kapal perang dari berbagai negara berkumpul untuk meningkatkan kerja sama dalam menjaga keamanan maritim dan respon terhadap bencana.
  • Keterlibatan dalam Misi PBB: KRI Bung Tomo juga terlibat dalam misi perdamaian di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa. Melalui misi ini, kapal ini membantu menanggulangi konflik dan krisis kemanusiaan di negara-negara yang membutuhkan.
  • Latihan Bilateral dengan Negara Sahabat: KRI Bung Tomo sering berkolaborasi dengan angkatan laut negara sahabat, seperti Australia dan Amerika Serikat, dalam latihan untuk berbagi pengalaman dan teknologi serta memperkuat hubungan diplomatik.

Tantangan dan Masa Depan KRI Bung Tomo

Meskipun memiliki banyak keunggulan, KRI Bung Tomo menghadapi tantangan dalam hal pemeliharaan dan pembaruan teknologi. Mengingat kapal ini adalah bekas armada Brunei, penting bagi TNI AL untuk terus melakukan pemeliharaan dan upgrade agar tetap relevan menghadapi ancaman baru, seperti perompakan dan penyelundupan di perairan Indonesia.

Ke depan, KRI Bung Tomo diharapkan dapat menjadi bagian dari armada yang lebih besar dan modern, seiring dengan program pengadaan kapal baru oleh TNI AL. Dengan investasi dalam pengembangan teknologi dan pelatihan personel, KRI Bung Tomo akan terus menjadi simbol ketangguhan dan kemampuan angkatan laut Indonesia dalam menjaga kedaulatan di lautan.

Dari kapal yang awalnya dipertentangkan, kini KRI Bung Tomo menjadi kebanggaan Indonesia, membuktikan bahwa sejarah dan inovasi bisa berjalan beriringan dalam memperkuat pertahanan nasional.

Dampak Sosial dan Ekonomi KRI Bung Tomo

Keberadaan KRI Bung Tomo tidak hanya berdampak pada aspek pertahanan, tetapi juga memiliki implikasi sosial dan ekonomi. Dimana KRI Bung Tomo berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan maritim. Dengan adanya patroli yang konsisten, masyarakat lebih memahami pentingnya menjaga sumber daya laut dan lingkungan.

Disamping itu, keberadaan kapal perang yang kuat seperti KRI Bung Tomo mendukung keamanan perdagangan laut, sehingga memberikan kepercayaan kepada investor dan pelaku usaha yang bergantung pada jalur laut untuk distribusi barang dan jasa.

KRI Bung Tomo juga berfungsi sebagai alat pendidikan bagi generasi muda yang tertarik pada karir di bidang militer dan maritim. Melalui program-program sosialisasi dan keterlibatan dalam kegiatan masyarakat, kapal ini membantu menanamkan rasa cinta tanah air dan kepedulian terhadap keamanan maritim.

Oleh karenanya, KRI Bung Tomo bukan sekadar kapal perang, melainkan simbol kekuatan, inovasi, dan komitmen Indonesia dalam menjaga kedaulatan laut.

Dengan teknologi modern, peran strategis dalam operasi, serta dampak sosial dan ekonomi, KRI Bung Tomo membuktikan bahwa TNI AL siap menghadapi tantangan di era globalisasi ini.

Dengan demikian, KRI Bung Tomo akan terus menjadi bagian penting dari angkatan laut Indonesia, memelihara keamanan, dan mendukung pembangunan nasional melalui penguatan pertahanan maritim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *