JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki terobosan baru, yakni tambak udang milenial. Hal itu yang diperkenalkan Menteri Edhy Prabowo, saat memberikan kuliah umum kepada ratusan perwira siswa Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Kenapa harus milenial? Kalau tidak menyesuaikan dengan masa saat ini, kita akan ditinggalkan anak muda. Apalagi saat ini enggak banyak anak muda yang mau ke kolam,” ujarnya di Jakarta, Selasa (28/7/2020).
Tambak udang milenial tersebut didukung teknologi informasi, sehingga kualitas, keasaman, dan suhu air dapat diukur melalui aplikasi. Sedangkan pengelolaan tambaknya menerapkan sistem intensifikasi.
Ia mengaku, biaya pembangunan tambak tersebut lebih murah dibanding yang modern. Dimana tambak berdiameter 30 meter misalnya, butuh modal sekitar Rp50 juta.
“Kalau tidak ada modal, KKP siap bantu melalui BLU (Badan Layanan Umum). Dananya masih ada sekitar Rp900 miliar dari pagu semula Rp1,3 triliun,” kata dia.
“Sifatnya ini pinjaman modal, namun tidak perlu jaminan. Yang menjadi jaminan aktivitasnya itu. Kalau tidak cukup BLU, ada KUR yang bisa diakses melalui perbankan,” Edhy menambahkan.
Tambak milenial sedang dalam fase pemodelan dan siap dimasifkan setelah panen perdana pada akhir tahun 2020 nanti, di mana jumlahnya ada 60 lubang yang tersebar di beberapa titik di Indonesia.
Menurut Edhy, alasan memperkenalkan tambak milenial itu, lantaran para Perwira Siswa Seskoal setelah lulus akan bersentuhan langsung dengan masyarakat, khususnya masyarakat kelautan dan perikanan.
Selain itu, mereka juga punya kemampuan mengoordinir kelompok-kelompok masyarakat yang ingin menjadi pembudidaya.
“Kalau selama ini Angkatan Laut kan menjaganya pertahanan. Tapi kali ini saya mengajak untuk perekonomiannya. Jadi pertahanan dengan membangun ekonomi.
Diketahui, tambak milenial telah dikembangkan dibeberapa daerah, antara lain di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Barat.