MAGELANG – Sebanyak 503 kepala daerah dari seluruh Indonesia, termasuk 97 kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), berpartisipasi dalam retret strategis yang diadakan di Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menekankan, pertemuan ini bukan hanya formalitas semata, melainkan sebuah langkah penting untuk meningkatkan sinergi dan komunikasi di antara para pemimpin daerah.
“Tercatat ada 97 kepala daerah yang berasal dari PDIP. Dari jumlah itu, 51 peserta sudah hadir sejak hari pertama retret,” ujar Tito di Magelang, Senin (24/2/2025).
Retret ini merupakan kesempatan bagi kepala daerah untuk saling mengenal dan berbagi pengalaman. Tito menambahkan, pentingnya kebersamaan di antara para pemimpin daerah tak dapat diremehkan.
Baca Juga: Klarifikasi Menteri ATR/BPN: Sertifikat Tanah di Kawasan Pagar Laut Tangerang Tidak Batal Dicabut
“Kendaraan yang membawa mereka ke posisi ini adalah partai, tetapi kenyataannya mereka dipilih oleh rakyat. Mereka memiliki tanggung jawab kepada masyarakat yang harus diutamakan,” kata Tito.
Di era globalisasi dan digitalisasi ini, komunikasi antar kepala daerah merupakan aspek vital dalam membangun pemerintahan yang responsif dan akuntabel.
Pihaknya mendorong agar semua gubernur berinteraksi dengan bupati dan wali kota di provinsi masing-masing.
“Saya perintahkan gubernur untuk bertemu dengan para bupati dan wali kota. Ini penting agar mereka saling mengenal dan memahami satu sama lain,” katanya.
Momen retret ini diharapkan menjadi platform untuk diskusi mengenai berbagai isu yang dihadapi daerah masing-masing. Dari materi yang disampaikan, setiap kepala daerah diharapkan mampu menemukan solusi kreatif untuk tantangan yang dihadapi dalam pemerintahan.
“Andaikan mereka tidak hadir, mereka akan kehilangan kesempatan untuk berkontribusi dan membangun hubungan yang produktif di antara sesama pemimpin,” ujarnya.
Dengan jumlah kepala daerah yang mencapai ratusan, menemui setiap pimpinan daerah secara pribadi bisa menjadi tantangan. Oleh karena itu, retret ini menyediakan waktu delapan hari bagi mereka untuk saling mengenal, tukar menukar informasi, dan memperkuat jaringan yang mungkin sulit diperoleh dalam kegiatan formal lainnya.
Tito menekankan, pertemuan seperti ini menjadi kesempatan langka untuk membangun koneksi, walaupun akan ada kesempatan untuk mengejar siapa saja yang tidak hadir di retret ini sebelumnya.
Para kepala daerah yang absen akan dipertimbangkan untuk mengikuti program orientasi lebih lanjut, terutama bagi mereka yang baru dilantik dan terlibat dalam pemilihan ulang.
“Retret ini adalah momentum yang jarang terulang. Jadi, ikuti kesempatan ini untuk saling bertukar pemikiran dan membangun relasi yang lebih akrab. Saling bertukar WhatsApp sangatlah penting, karena hal itu yang akan mempermudah kerja sama ke depannya,” kata Tito, mengingatkan pentingnya jaringan komunikasi dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin daerah.
Dalam pandangannya, efektifitas pemerintahan daerah akan lebih maksimal jika ditunjang dengan hubungan yang harmonis dan sinergis antara para kepala daerah. Dengan cara ini, mereka dapat bersama-sama menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat.
Tito berharap, sinergi yang dibangun di dalam retret ini dapat menciptakan gelombang positif yang berdampak langsung bagi masyarakat.
“Keberhasilan sebuah daerah tidak hanya bergantung pada satu pemimpin, tetapi pada kemampuan seluruh kepala daerah untuk bekerja sama demi kepentingan rakyat,” kata dia.