JAKARTA – Pemerintah Inggris tengah mempertimbangkan rencana memasukkan kelompok militer swasta Rusia, Grup Wagner, sebagai organisasi teroris. Hal itu seperti ditulis laporan surat kabar The Telegraph, Sabtu (4/2/2023).
Keputusan akhir terkait rencana itu belum dibuat. Proses pembahasaannya pun tidak semaju rencana pelarangan Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) oleh London.
“Upaya menerapkan label teroris terhadap Grup Wagner bergerak “jauh lebih cepat” daripada terhadap IRGC,” kata sejumlah sumber Pemerintah Inggris kepada surat kabar itu.
The Telegraph menambahkan, Kantor Luar Negeri Inggris akan membahas tentang Grup Wagner dan aktivitasnya pada Senin (6/2/2023). Dimana jika kelompok militer tersebut jadi ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Inggris, ada beberapa konsekuensi yang akan timbul.
“Siapa pun yang menjadi bagian dari kelompok itu, atau; menghadiri pertemuannya; memberikan dukungan untuknya, atau; menggunakan logonya di depan umum, bakal dianggap sebagai tindak pidana,” tulisnya.
Penetapan Grup Wagner sebagai entitas teroris juga dapat memengaruhi kemampuan grup itu untuk menggalang dana, jika salah satu aliran pendapatannya dijalankan melalui lembaga keuangan Inggris.
Grup Wagner telah berpartisipasi dalam agresi militer Rusia di Ukraina dan memainkan peran penting dalam menguasai Kota Soledar. Penaklukan Soledar oleh Wagner telah membuka jalan bagi Moskow menuju jembatan Sloviansk dan Kramatorsk, yang dinilai dapat menjadi titik balik dalam perebutan kendali atas seluruh wilayah Donetsk (DPR) dari Ukraina.
Beberapa waktu lalu, Kantor Kejaksaan Agung Ukraina mengatakan pihaknya telah menuntut Yevgeny Prigozhin selaku kepala Grup Wagner, dengan pelanggaran terhadap integritas teritorial Ukraina karena peran aktif grup tersebut dalam konflik Ukraina.
Pada bulan Januari, Departemen Keuangan AS mengumumkan bahwa Amerika Serikat telah menetapkan Grup Wagner sebagai organisasi kriminal transnasional yang signifikan.