JAKARTA – Untuk melindungi masyarakat Indonesia dari penyebaran virus corona secara optimal, pemerintah terus melakukan upaya. Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan semua penerbangan dari dan ke Tiongkok dihentikan untuk sementara terhitung mulai Rabu (5/2/2020) pukul 00.00 WIB.
“Juga kepada pendatang yang tiba dari Tiongkok dan sudah berada di sana selama 14 hari, tidak diijinkan masuk dan transit di Indonesia,” katanya di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Bahkan pemerintah menghentikan fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrival ke Indonesia untuk warga negara Tiongkok. Hal tersebut dilakukan agar lebih optimal perlindungan kesehatan seluruh penduduk Indonesia.
“Presiden Joko Widodo meminta seluruh WNI tidak melakukan perjalanan ke Tiongkok hingga wabah virus corona ini dinyatakan selesai oleh pihak berwenang seperti Kementerian Kesehatan dan WHO,” kata dia.
Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia atas keikhlasan dan kebesaran hati, menerima keprihatinan bersama saudara sebangsa yakni 238 WNI dalam evakuasi kemanusiaan dari Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok pada Minggu (2/2/2020).
“Sekali lagi pemerintah menjamin 238 WNI bersama 42 tim penjemput tersebut sehat walafiat dan akan menjalani transit observasi di Natuna selama 14 hari,” ujar dia.
Sementara tujuh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Hubei, Cina tak bisa dievakuasi oleh tim. Setelah 238 WNI yang tinggal di Wuhan berhasil dievakuasi dan telah tiba di tanah air.
Pemerintah tak lepas tengan pada ketujuh orang tersebut. Bahkan saat ini masih dalam pemantauan.
“Tujuh WNI yang tetap berada di Hubei akan terus dipantau dan berhubungan dengan KBRI, kita harapkan mereka juga bisa melewati masa-masa sulit ini,” ujarnya.
Fadroel menegaskan, semua prosedur telah dilaksanakan secara profesional sesuai protokol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan dikoordinasikan pada kementerian dan lembaga terkait untuk bekerja sesuai fungsinya dalam Inpres Nomor 4/2019.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mencatat sebanyak 245 WNI berada di Wuhan. Namun yang di bawa pulang ke tanah air hanya 238 orang.
Menurut Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, dari ketujuh orang yang tak bisa dievakuasi, empat orang di antaranga mengundurkan diri, dan tiga lainnya tak lolos setelah dilakukan pemeriksaan.
“Yang tiba fix 238 orang, 4 orang mengundurkan diri dan 3 orang lainnya tidak lolos pemeriksaan oleh Pemerintah Cina,” ujar di Natuna, Minggu (2/2/2020).
Terawan menegaskan, WNI di Wuhan yang menolak pulang merupakan hak asasi yang bersangkutan dan pemerintah tidak akan memaksa.
“Kalau yang sakit itu karena regulasi tidak membolehkan. Orang sakit ga boleh terbang. Meski bukan corona pun kalau sakit gak bisa terbang,” katanya.
Karena itu, ia memastikan bahwa sebelum keberangkatan dari Wuhan, ratusan WNI itu sudah dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan dalam kondisi sehat.
“Sebelum diterbangkan ke Indonesia, mereka sudah diperiksa dan dinyatakan sehat. Demikian pula di Indonesia, satu demi satu tahapan mesti kita kerjakan sesuai arahan WHO (Badan Kesehatan Dunia) agar bisa dipastikan semuanya dalam kondisi sehat,” kata dia.