JAKARTA – Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta menjadi lokasi yang dipilih pemerintah untuk melakukan observasi terhadap 78 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari kapal pesiar Diamond Princess. Sebelumnya turut dikarantina pemerintah Jepang.
Puluhan WNI tersebut rencananya bakal tiba di pulau itu pada hari Jumat (28/2/2020), karenanya untuk mendukung proses observasi, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Kapolri, Jenderal Polisi Idham Azis meninjau lokasi tersebut, Kamis (27/2/2020).
Hadi meminta, seluruh komponen yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad), saling bahu membahu mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan sesuai dengan standar protokol organisasi kesehatan dunia (WHO) yang sudah ditentukan.
“Harapannya observasi yang kedua setelah Natuna ini dapat berjalan sukses,” ujarnya di Jakarta.
Dari pengalaman observasi pertama di Natuna beberapa waktu lalu, Kogasgabpad diharapkan mampu mengimplementasikan apa yang sudah dilaksanakan, dalam kegiatan nantinya semuanya bisa berjalan baik.
Apabila terjadi sesuatu, lanjut Hadi, segera dilaksanakan prosedur-prosedur emergency yang sudah disiapkan, termasuk dukungan Komando Pengendali (Kodal) telekomunikasi.
“Semua peralatan telah disiapkan seperti GPS juga sudah disiapkan, sehingga hubungan antara Komando Taktis, Komando Utama bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Ia mengaku, kesiapan menyambut ratusan WNI yang bakal diobservasi tersebut mendekati sempurna. “Diharapkan besok semua sudah siap termasuk selimut, Genset, Penjernih air, Insenerator, oksigen, toilet portable, sarana telekomunikasi, dan perlengkapan-perlengkapan lain,” ujar dia.
TNI juga, kata Hadi, menyiapkan transportasi laut ,seperti kapal dengan kecepatan 40 knot maupun Helikopter yang sewaktu-waktu diperlukan untuk mendukung kemungkinan kebutuhan, terkait dengan logistik maupun obat-obatan.
Untuk posisi para pendukung dibagi menjadi dua ring, yaitu ring satu di sekitar Pulau dan ring dua di laut yang akan dijaga Pasukan Katak TNI AL dan Polairud.
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan bakal mengevakuasi puluhan WNI tersebut dengan pesawat.
“Proses evakuasi akan menggunakan pesawat dan kita akan memperlakukan protokol kesehatan secara ketat,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, di Jakarta, Kamis (27/2/2020).
Ia menjelaskan, para WNI tersebut telah menjalani pemeriksaan di Jepang. Meski begitu, setelah tiba di Indonesia nanti, pemerintah tetap menjalankan pemeriksaan kembali, termasuk di antaranya pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR), pemeriksaan DNA untuk mengidentifikasi virus.
Menurutnya, evakuasi akan dilakukan setelah Pemerintah Indonesia berkoordinasi dengan Pemerintah Jepang. Nantinya, para WNI dibawa ke Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, untuk menjalani observasi.
“Nanti akan diatur sedemikian rupa dan itu menjadi domain atau tanggung jawab dari Kementerian Kesehatan. Pak Menkes nanti,” katanya.
Sementara, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menjelaskan dari 78 WNI yang bekerja di Diamond Princess, sebanyak sembilan orang dinyatakan terinfeksi virus corona. Namun satu di antaranya sudah dinyatakan sehat.
“Itu artinya dari 78 dikurangi delapan, maka tersisa 70 orang ABK yang diizinkan evakuasi ke Indonesia. Tapi berdasarkan informasi dari perusahaan, dua di antaranya memilih untuk tetap tinggal dan tidak mau di evakuasi,” kata dia.
Evakuasi sifatnya sukarela, kalau ada warga yang menyatakan atau memutuskan untuk tinggal maka pemerintah tidak akan memaksakan untuk mengevakuasi mereka.
Ia menambahkan, jumlah WNI yang akan dievakuasi dari Diamond Princess masih mungkin berubah sampai proses evakuasi dilakukan sesuai dengan perkembangan di lapangan.
Pemerintah saat ini tengah mengangkut 188 WNI dari Kapal World Dream menggunakan KRI dr Soeharso menuju fasilitas observasi di Pulau Sebaru Kecil.