JAKARTA – Paus Fransiskus mengatakan, Israel telah melakukan aksi terorisme, karena terus menargetkan warga sipil dalam serangannya ke Jalur Gaza.
Ia juga secara khusus menyoroti penyerangan terhadap Paroki Katolik Keluarga Kudus di Gaza, yang digunakan warga Kristiani untuk berlindung.
“Warga sipil tak bersenjata menjadi sasaran pengeboman dan tembakan,” ujarnya, dikutip dari Republika, Senin (18/12/2023).
Menurut dia, Paroki Katolik Keluarga Kudus di Gaza hanya berisi perempuan, anak-anak, orang sakit, penyandang disabilitas, dan biarawati yang mencari tempat berlindung.
“Seorang ibu, Ibu Nahida Khalil Anton, dan putrinya, Samar Kamal Anton, tewas, dan lainnya luka-luka akibat tembakan para penembak saat hendak ke kamar mandi,” kata Paus.
“Beberapa orang berkata, ‘Ini adalah terorisme. Ini adalah perang’. Ya, ini adalah perang. Ini adalah terorisme. Itulah sebabnya Kitab Suci menegaskan bahwa ‘Tuhan menghentikan peperangan… mematahkan busur, mematahkan tombak’ (Mazmur 46:10). Mari kita berdoa kepada Tuhan untuk perdamaian,” tutur Paus Fransiskus.
Sebelumnya, pada Sabtu (16/12/2023), Israel melakukan pengeboman besar-besaran di daerah sekitar satu-satunya paroki Katolik di Gaza.
Patriarkat Latin Yerusalem merilis pernyataan dan menuduh tank Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menembakkan roket yang menghantam Biara Misionaris Cinta Kasih.
Penembakan itu menghancurkan generator gedung dan memicu kebakaran besar yang merusak biara. Dua roket lagi dilaporkan membuat biara tersebut tidak dapat dihuni oleh 54 orang penyandang disabilitas yang dirawat oleh Suster Bunda Theresa.
Dihari yang sama, seorang penembak jitu Israel membunuh dua wanita Kristen yang mengungsi di kompleks gereja Keluarga Kudus. Nahida Khalil Anton, seorang wanita lanjut usia, dan putrinya, Samar Kamal Anton, dilaporkan keluar dari gedung gereja dan berjalan menuju Biara Suster.
“Satu orang tewas ketika dia mencoba membawa yang lainnya ke tempat aman,” kata Patriarkat Latin Yerusalem.
Penembak jitu Israel dilaporkan menembak dan melukai tujuh orang lainnya. Ketika itu, korban tengah berusaha melindungi warga lain di dalam kompleks gereja.
“Tidak ada peringatan yang diberikan; tidak ada pemberitahuan yang diberikan. Mereka ditembak dengan kejam di dalam lingkungan Paroki, di mana tidak ada pihak yang berperang,” kata Patriarkat Latin Yerusalem.
Sejauh ini, agresi Israel ke Gaza telah membunuh sedikitnya 18.800 orang. Lebih dari 14 ribu di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak.
Sementara korban luka sudah menembus angka 51 ribu. Jumlah itu dihitung sejak Israel memulai agresinya ke Gaza pada 7 Oktober 2023.