Pelaku Aksi Teror Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Bandung Diduga Jaringan JAD, Ini Buktinya

Nasional696 Dilihat

JAKARTA – Eks narapidana terorisme, Sofyan Tsauri, mengatakan pelaku aksi teror bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung merupakan jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Hal itu terlihat dari adanya bendera 1515 dikendaraan pelaku.

“Di atas lampu (motor) ada bendera 1515, artinya itu dari kelompok 1515 artinya kelompok JAD,” ujarnya di Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Menurut dia, luka yang dialami pelaku atau bomber, tampak di punggung si pelaku berlubang besar yang artinya membawa bom ransel di belakang.

“Bom ransel di belakang, entah pakai panci atau Tupperware. Yang jelas ketika meledak efeknya ke depan,” katanya.

Sementara untuk motif pelaku bom bunuh diri terlihat dari motornya tertulis Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan hukum syirik atau kafir perangi penegak hukum.

Senada, pengamat terorisme, Ridwan Habib, menduga jaringan ini juga terkait dengan pro Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS) Jawa Barat. Hal itu terlihat dari bom rakitan di dalam ransel yang digunakan pelaku.

Menurutnya, pelaku melancarkan aksi teror bom bunuh diri karena polisi dianggap sebagai orang atau pihak yang boleh dibunuh.

“Polisi sebagai pihak yang membunuh dan menangkap ISIS,” kata Ridwan.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan pelaku teror bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar dari Jemaah Ansharut Daulah (JAD) dan sempat menjalani program deradikalisasi.

Listyo mengatakan, program deradikalisasi dilakukan oleh pelaku Agus Sujatno alias Abu Muslim pada saat yang bersangkutan di tahan di LP Nusakambangan.

Pelaku yang terafiliasi dengan kelompok jaringan JAD itu juga telah dikategorikan masuk ke dalam kelompok ‘merah’. Sehingga pendekatan deradikalisasi yang dilakukan

“Yang bersangkutan ini sebelumnya ditahan, diproses di LP Nusa Kambangan. Artinya dalam tanda kutip masuk ke dalam kelompok yang masih merah. Sehingga tentunya untuk proses deradikalisasinya jugs tentu membutuhkan teknik dan taktik yang berbeda,” katanya.

Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang anggota polisi meninggal dunia dan tujuh orang lainnya menjadi korban luka dan tengah dirawat ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *