Pelantikan Brigjen TNI Sudaryanto: Strategi Baru BNPT dalam Mencegah Terorisme

Nasional851 Dilihat

JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Eddy Hartono, melantik Brigjen TNI Sudaryanto sebagai Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi.

Pelantikan ini menjadi momen penting bagi BNPT, di tengah tantangan kompleks dalam pencegahan terorisme di Indonesia.

Dalam sambutannya, Komjen Pol Eddy Hartono, menjelaskan pentingnya tugas yang diemban oleh Sudaryanto.

“Jabatan Deputi 1 ini merupakan tanggung jawab paling pokok, karena berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018, pemerintah diwajibkan untuk melakukan pencegahan terhadap tindak pidana terorisme,” ujarnya dikutip laman bnpt.go.id, Sabtu (1/3/2025).

Sementara itu, BNPT harus terus beradaptasi dengan dinamika terorisme yang kian kompleks. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir kejadian terorisme di Indonesia berkurang secara signifikan, tidak berarti ancaman telah hilang.

Baca Juga: Kapolri Tegaskan Komitmen Stabilitas Harga Sembako Selama Ramadhan

“Di atas permukaan, terorisme tampak tidak terjadi, tetapi di bawah permukaan, kita tetap harus memantau dan memonitor jaringan kelompok terorisme,” kata Eddy.

Brigjen TNI Sudaryanto diharapkan dapat memanfaatkan pengalamannya untuk memperkuat strategi pencegahan BNPT.

Sebelumnya, Sudaryanto menjabat sebagai Kapus Lola Kawasan Bainstrahan, dan latar belakangnya di TNI tentunya memberikan perspektif yang berharga dalam melaksanakan tugas baru ini.

“Kami yakin dengan pengalaman beliau, sehingga dapat mengemban tugas dengan baik,” kata Eddy.

Tantangan di Era Digital

Dalam konteks saat ini, tantangan pencegahan terorisme semakin beragam, seiring dengan perkembangan teknologi dan platform digital.

Media sosial menjadi sarana bagi kelompok terorisme untuk merekrut anggota dan menyebarkan ideologi ekstremis.

Oleh karena itu, BNPT perlu mengembangkan pendekatan yang lebih dinamis dan inovatif, termasuk menggandeng para influencer dalam kampanye kontra-narasi.

Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, instansi pemerintah, dan organisasi non-pemerintah, sangat penting dalam membangun kesadaran dan pemahaman tentang bahaya terorisme.

Program edukasi dan pelatihan kepada masyarakat perlu ditingkatkan untuk menciptakan ketahanan komunitas terhadap radikalisasi.

Terorisme bukan hanya masalah keamanan, tetapi juga tantangan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, pendekatan yang komprehensif diperlukan, yang tidak hanya menekankan aspek keamanan, tetapi juga mencakup pencegahan radikalisasi, rehabilitasi, dan reintegrasi bagi mantan teroris.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar